Transportasi mapan di suatu negara memiliki peran yang sangat penting untuk pembangunan. Karena transportasi menyediakan aksesibilitas untuk barang, jasa, pekerjaan, kesempatan pendidikan, teman dan kerabat. Tanpa transportasi layak, kualitas hidup tentu tidak akan meningkat dan bisa menimbulkan kemiskinan secara berkepanjangan. Tidak hanya di kota, kemiskinan ini bisa meluas sampai ke pedesaan hingga sulit diatasi.
Menurut Dr. Kuncoro Harto Widodo, Direktur Pusat Studi Transportasi dan Logistik (PUSTRAL) dengan mobilitas yang meningkat dapat mengurangi tingkat kemiskinan di pedesaan. Sebab mobilitas mampu memfasilitasi perempuan, laki-laki, dan anak-anak untuk lebih mudah mengakses jasa seperti pendidikan, kesehatan, keuangan, pasar, memperoleh barang dan pendapatan. Selain itu mampu menumbuhkan partisipasi sosial, politik dan kegiatan masyarakat.
Meski begitu, kata Kuncoro Harto, mobilitas yang dibutuhkan menuntut kombinasi transportasi sesuai infrastruktur. Dengan demikian pelayanan transportasi akan menjadi lebih baik dan terjangkau baik untuk pengguna bermotor dan non-bermotor. Sehingga investasi pada infrastruktur transportasi menjadi sangat penting untuk meningkatkan layanan transportasi dan upaya pencapaian Millenium Development Goals (MDGs). “Oleh sebab itu perlu langkah-langkah nyata untuk membantu upaya pencapaian itu,” ujarnya di kampus UGM, Rabu (2/3) menanggapi hasil penyelenggaraan Training and Workshop Rural Trasportation Policy and Management oleh PUSTRAL UGM 23-25 Februari 2011.
Di samping untuk tujuan-tujuan ekonomi, berbagai kebijakan trasportasi mestinya memperhatikan aspek-aspek sosial berkaitan dengan kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan perempuan. Perencanaan sistim transportasi tentu menjadi lebih efektif bila melibatkan partisipasi publik. Termasuk keterlibatan aktif perempuan, mereka diharapkan mampu membantu mengidentifikasi rute yang paling dicari oleh masyarakat. Disamping itu bentuk rancangan teknik dapat membuka kesempatan kerja bagi penduduk lokal.
“Karenanya dalam memilih desain tidak hanya dipercayakan kepada insinyur dan perencana saja. Sehingga dalam pengembangan dan penyediaan fasilitas angkutan pedesaan dan infrastruktur nantinya pembangunan transportasi desa tidak digeneralisir seperti transportasi perkotaan,” papar Kuncoro.
Dalam mengembangkan dan menyediakan angkutan pedesaan yang memadai permasalahan umum yang biasa muncul adalah keterbatasan dana dan kelayakan keuangan. Secara financial penyediaan transportasi di pedesaan seringkali memang dianggap tidak layak, sebab pengeluaran yang jauh lebih besar tidak sebanding dengan pendapatan. “Inilah kendala utama bagi operator dalam memberikan pelayanan angkutan pedesaan. Pemerintah pun sepertinya tidak memiliki cukup sumber daya finansial,” terang Kuncoro.
Disinilah arti penting Training dan Workshop Rural Trasportation Policy and Management digelar. Selain untuk membangun kapasitas dan meningkatkan pengetahuan tentang pengelolaan dan pembiayaan pedesaan transportasi, kegiatan ini bertujuan sebagai forum berbagi informasi dan pengalaman para peserta yang berasal dari negara yang berbeda dalam mengembangkan dan menerapkan kebijakan transportasi pedesaan. Disamping itu kegiatan ini diharapkan mampu memperluas jaringan secara individu dan kelembagaan tentang pengetahuan pembangunan transportasi pedesaan berkelanjutan. Sementara itu berbagai pemaparan dan pengalaman praktis teknologi yang tepat dapat menjadi bahan dalam mengembangkan transportasi pedesaan dengan mempertimbangkan pengetahuan dan nilai-nilai lokal.
Selain diikuti para pengambil keputusan baik nasional maupun internasional, Workshop ini diikuti pula anggota organisasi transportasi dan stakeholder lain yang mewakili sektor swasta, akademisi,lembaga pengetahuan, konsultan, dan peneliti. Para peserta berasal dari UNESCAP, Badan-badan pemerintah seperti Penelitian dan Pengembangan Unit Departemen Perhubungan (Balitbang Perhubungan), Bappeda dan Dinas Perhubungan (Dinas Perhubungan). Peserta akademisi antara lain UGM, ITS, dan Universitas Atmajaya, FSTPT, Forum Indonesia dari Pedesaan Transportasi Pembangunan (IFGRTD) dan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI).
Sebagai pembicara Prof. Dr. Sunyoto Usman (Direktur Program Magister Manajemen Infrastruktur dan Pengembangan Masyarakat – UGM MICD), Prof. Dr. Danang Parikesit (Ketua Forum Internasional Pedesaan Transportasi Pengembangan – IFRTD), Dr. Kuncoro Harto Widodo (Direktur Pusat Studi Transportasi dan Logistik – PUSTRAL UGM), Dr. Krishna S Pribadi (Dosen di Institut Teknologi Bandung – ITB), Mr. Tyrone Toole (Inisiatif Infrastruktur Indonesia – IndII), Mr. Leo De Jong (Konsultasi Keypoint), Mr. Widi Sutikno (Kepala Dinas Irigasi, Kabupaten Sleman), Mr. A. Sutrisno (Kepala proyek PNPM, Kabupaten Sleman), Mr. Arif Wismadi (Koordinator Kelompok Forum Indonesia Pedesaan Transportasi Development – IFGRTD). Para pembicara dan peserta workshop berkesempatan mengunjungi proyek PNPM dan rute evakuasi Merapi di Argomulyo dan Kepuharjo desa pada tanggal 23 Februari 2011. (Humas UGM/ Agung)