YOGYAKARTA-Sebanyak 50 jenis kain tenun di nusantara mulai Rabu (2/3) hingga Sabtu (5/3) mendatang dipamerkan di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH) UGM. Pameran dan bazar tenun ini digelar sebagai wujud nyata komitmen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) untuk melestarikan budaya bangsa. Kegiatan ini menjadi salah satu rangkaian Dies Natalis ke-65 FIB UGM.
Koordinator Pameran dan Bazar Tenun, Dra. Djaliati Sri Nugrahani, mengatakan tenun diangkat sebagai tema pameran karena merupakan salah satu kekayaan yang dimiliki setiap suku di Indonesia. Berbeda dengan batik yang telah diakui Unesco, tenun dikhawatirkan akan punah atau diakui oleh bangsa lain jika tidak mendapat perhatian yang memadai. “Kuasa identitas diangkat sebagai tema karena tenun bukan sekadar bahan pakaian, melainkan juga sebagai penanda gender, status sosial, piranti upacara ritual, dan penanda identitas perempuan dalam perekonomian, serta penanda kedewasaan,” ujar Nugrahani di sela-sela pameran, Kamis (4/3).
Ia menjelaskan pameran ini juga menampilkan koleksi tenun dengan berbagai varian, baik corak, usia, harga, asal, maupun keunikan. Pameran dan bazar terbuka untuk masyarakat luas.
Dari berbagai jenis tenun yang dipamerkan, salah satunya ada yang berusia di atas 100 tahun, yakni kain tenun Sekomandi dari Toraja. Selain itu, ada pula tenun Gringsing dari Bali yang salah satu pewarnanya menggunakan akar pohon mengkudu. Gringsing selama ini biasa dipakai dalam rangkaian upacara dan ditempatkan di pura sebagai salah satu alat tolak bala. “Gringsing ini cukup unik karena informasinya hanya dibuat di Bali dan India,” terang dosen Jurusan Arkeologi UGM tersebut.
Nah, kalau ingin melihat kain yang biasa dikenakan bangsawan di daerah Sasak, Lombok, ada kain tenun tradisional Sukarara yang dipamerkan. Selain tenun yang asli, di sampingnya juga dipamerkan tenun serupa , tetapi yang telah dibuat modern.
Selain dapat menyaksikan berbagai tenun dari nusantara, pengunjung juga dapat membeli kain tenun, cinderamata tradisional, dan batik yang tersedia di beberapa stan. (Humas UGM/Satria AN)