• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Serangan CVPD Turunkan Produksi Jeruk Internasional

Serangan CVPD Turunkan Produksi Jeruk Internasional

  • 07 Maret 2011, 08:21 WIB
  • Oleh: Satria
  • 10815
Serangan CVPD Turunkan Produksi Jeruk Internasional

YOGYAKARTA-Produksi jeruk dunia terancam turun dengan merebaknya serangan Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD). Tanaman jeruk yang telah terinfeksi virus ini akan mengalami gangguan, baik kualitas maupun kuantitasnya. Jeruk akan menjadi lebih kecil dari ukuran normal. Di sisi lain, jumlah produksinya pun menjadi turun drastis. “Tanaman jeruk yang sudah terinfeksi maka hasilnya kemudian menjadi kecil-kecil dan tidak baik, termasuk rasanya tidak manis,” ujar pakar hama dan penyakit tumbuhan Fakultas Pertanian UGM, Prof. Dr. Ir. Siti Subandiyah, di sela-sela penutupan program master class yang didukung oleh Crowford Fund, Australian Center for International Agricultural Research (ACIAR), dan University of Western Sydney (UWS), Jumat (4/3).

Dalam kesempatan tersebut, Siti didampingi oleh Frances Barns, Country Manager Indonesia ACIAR, Project Leader ACIAR, Prof. Andrew Beattie, dan Prof. Paul Holford dari University of Western Sydney (UWS).

Ia menjelaskan akibat serangan CVPD atau biasa juga disebut Huanglongbing, akan sulit ditemui tanaman jeruk yang dapat berproduksi selama tahunan. Setelah terinfeksi dan terlambat ditangani, dalam kurun waktu dua hingga lima tahun tanaman jeruk akan mati. Hal inilah yang menyebabkan kerugian cukup besar, khususnya bagi petani dan masyarakat yang senang mengonsumsi jeruk. “Petani bisa rugi seratus persen, padahal penyuka buah jeruk di seluruh dunia ini kan cukup besar,” imbuh Siti.

Menurutnya, hampir sebagian besar jeruk komersial yang beredar saat ini rentan terserang penyakit tersebut. Virus CVPD sebenarnya juga menyerang tanaman sekerabat lainnya, seperti kemuning. Virus ini ditularkan melalui serangga vector Diaphorina Citri Kuway dan menyerang bagian inang dari tanaman jeruk yang sebelumnya telah terinfeksi. Untuk itu, Siti menyarankan dilakukan deteksi molekuler agar bibit yang ditanam dari hasil okulasi benar-benar terbebas dari penyakit. “Di samping itu, penanganan antarkawasan, baik Asia, Australia, dan sebagainya terus bisa dijalin agar tidak terus merambah,” kata Siti.

Sementara itu, Project Leader ACIAR, Prof. Andrew Beattie, juga mengakui Huanglongbing kini masih menjadi musuh utama petani jeruk di seluruh dunia, tidak hanya di Asia, tetapi telah meluas hingga Afrika dan Amerika. “Kita akui untuk menanggulangi penyakit ini masih banyak kendala dan kesulitan yang dihadapi,” kata Andrew.

Terkait dengan program master class yang diikuti sekitar 45 ahli dan trainer dari berbagai negara, seperti India, Kamboja, Vietnam, Australia, USA, China, dan Indonesia, merupakan tindak lanjut dari program kerja sama antara Fakultas Pertanian UGM dengan UWS. Para peserta program master class ini sempat melakukan kunjungan lapangan di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika di Malang dan kebun jeruk di Purworejo. (Humas UGM/Satria AN)

Berita Terkait

  • Huanglongbing Masih Jadi Momok Tanaman Jeruk di Asia, Afrika, dan Amerika

    Tuesday,22 February 2011 - 10:21
  • Prof. Siti Subandiyah: Teknik Biologi Molekuler Membantu Memahami Penyakit Tanaman

    Wednesday,23 June 2010 - 14:50
  • Peneliti UGM Ungkap Potensi Jeruk Untuk Tangkal Corona

    Wednesday,01 April 2020 - 13:22
  • Jeruk Purut Cegah Penurunan Sistem Imun Akibat Kemoterapi Kanker

    Thursday,21 July 2011 - 12:09
  • Atasi Osteoporosis Dengan Kulit Jeruk Bali

    Wednesday,25 September 2013 - 9:07

Rilis Berita

  • Terancam Punah, Yayasan KEHATI, OIC, dan The Body Shop Gelar Roadshow Peduli Orangutan di UGM 26 March 2023
    Awal bulan Novermber 2017 lalu, peneliti menemukan spesies baru orangutan di Sumatera U
    Satria
  • Penulis UGM Raih Gelar Penulis Terproduktif Kedua Versi The Conversation 25 March 2023
    Penulis The Conversation Universitas Gadjah Mada berhasil mendapatkan predikat penulis
    Satria
  • Mengenali Dampak Penggunaan Obat Pada Kulit 24 March 2023
    Meningkatnya penggunaan obat-obatan, baik karena pengobatan sendiri (self-medication), polifarmas
    Ika
  • Tim Magister Kenotariatan FH UGM Juara 2 PNF 2023 24 March 2023
    Tim Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada memperoleh juara 2 pada Padjadja
    Agung
  • Fenomena Cuaca Ekstrem di Indonesia Cenderung Meningkat 24 March 2023
    Dosen Laboratorium Hidrologi dan Klimatologi Lingkungan, Fakultas Geografi UGM, Dr. Andung Bayu S
    Gusti

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual