Fakultas Kehutanan UGM meresmikan penggunaan gedung baru pascasarjana, Senin (7/3). Peresmian dilakukan oleh Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Prof. Dr. Mochammad Na’im, M.Agr., di fakultas setempat, dihadiri sejumlah tamu undangan. Selain Wakil Rektor Bidang Alumni dan Pengembangan Usaha UGM, Prof. Ir. Atyanto Dharoko, M.Phil., Ph.D., tampak hadir pula Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan, Hadi Daryanto, dan Ketua Umum Eka Tjpta Foundation (ETF), G. Sulistiyanto.
Mewakili Rektor, Prof. Atyanto menyampaikan rasa terima kasih atas kepedulian Eka Tjipta Foundation dalam bidang pendidikan. Dengan gedung baru Program Pascasarjana Fakultas Kehutanan UGM ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas lulusan. “Perguruan tinggi yang baik memiliki empat tolok ukur yang mencirikan bahwa PT tersebut berkualitas. Selain memiliki program-program berkualitas, PT tersebut tentu memiliki SDM yang kuat, akuntabilitas finansial, dan infrastruktur yang memadai,” ujarnya.
Program yang berkualitas ditunjukkan dengan program-program pendidikan yang baik, sistem pengajaran, dan evaluasi, demikian pula di bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. “Saya yakin Fakultas Kehutanan UGM telah memiliki itu semua sehingga bisa menjadi modal menuju ke tingkat internasional,” tambahnya.
Di bidang sumber daya manusia, ukuran perguruan tinggi berkualitas dilihat dari jumlah doktor dan master yang dimiliki. Ia juga telah memiliki akuntabilitas di bidang keuangan dan sejumlah infrastruktur yang memadai. “Meski belum pada taraf yang sempurna, saya yakin Fakultas Kehutanan UGM tengah menuju sistem keuangan yang transparan,” tuturnya.
Ketua Umum Eka Tjipta Foundation (ETF) , G. Sulistiyanto, mengatakan gedung baru pascasarjana Fakultas Kehutanan UGM ini merupakan salah satu bentuk realisasi kerja sama. ETF secara rutin juga memberikan beasiswa pendidikan kepada sekitar 30 mahasiwa program S-1 UGM setiap tahun.
Menurut G. Sulistiyanto, ETF sudah sejak 2007 lalu mengucurkan beasiswa untuk 2.000 mahasiswa di 25 perguruan tinggi di Indonesia. Berbalut tema ‘Tjipta Sarjana Bangun Desa’, beasiswa ini diberikan untuk semua disiplin ilmu dengan harapan mereka yang menerima akan kembali ke desa setelah lulus kuliah. “Harapan kita mereka akan kembali membangun desa. Karenanya kita akan mengadakan evaluasi di tahun 2011 kalau memang efektif akan kita tingkatkan,” terangnya.
ETF bersempatan pula melakukan bazar sebagai program CSR Sinar Mas dengan menjual murah minyak goreng kemasan 1 liter. Dalam bazar ini, PT Sinar Mas mengalokasikan 5.000 liter minyak goreng berkualitas seharga Rp8.500,00 per liter untuk masyarakat tidak mampu. (Humas UGM/ Agung)