YOGYAKARTA – Bagi sebagian orang, serabut kelapa tidak terlalu mempunyai nilai manfaat. Biasanya, serabut kelapa sering dibuang dan dibakar di tempat sampah atau ditumpuk di belakang rumah. Namun, di tangan mahasiswa Jurusan Teknik Mesin dan Industri UGM, serabut kelapa tersebut dimanfaatkan untuk bahan membuat bantal, yang mereka namakan cocopillow. Bentuk bantalnya pun cukup unik. Selain awet dan tahan lama, bantal dari bahan serabut kelapa ini memberikan aroma harum kelapa.
Berkat produk cocopillow ini, Ismiati, Annisa Dewi Akbari, dan Irfan Anshori berhasil meraih juara I Make and Sell Competition di Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya, 25-27 Februari lalu. Tim Coco UGM sukses menyisihkan 83 peserta dari berbagai puluhan perguruan tinggi. Di final, mereka mengalahkan tim dari ITS, IPB dan UNY.
Make and Sell Competition merupakan ajang kompetisi business plan yang menekankan kreativitas untuk menciptakan produk dengan inovasi terbaru yang peduli pada lilngkungan. Ide awal pembuatan cocopillow didapat setelah Irfan menengok banyaknya sampah serabut kelapa yang dibuang dan dijual dengan harga murah oleh para penduduk pengrajin natadecoco di Kretek, Bantul, dan Samigaluh, Kulon Progo.
Ia menyebutkan di daerah Bantul, produksi serabut kelapa mencapai 24 ribu ton setahun, sedangkan di Kulon Progo mencapai 24 ribu ton per tahun. Sebenarnya, serbuk serabut kelapa telah diekspor ke Korea dan Jepang untuk bahan membuat alas laptop dan notebook. Setelah serbuknya diambil, serabut kelapa tidak dimanfaatkan, kecuali bagi yang kreatif dapat dibuat keset.
Melihat kondisi ini, Irfan bersama rekan-rekannya memutar otak untuk memanfaatkan serabut kelapa sebagai bahan bantal. “Untuk satu bantal diperlukan 10 buah serabut kelapa,” tambah Ismiati. Cara pembuatannya pun cukup sederhana. Serabut kelapa yang sudah dibersihkan dikeringkan selama 3 hari. Setelah itu, direkat dengan menggunakan lem latex. Sesudah terbentuk model bantal yang diinginkan, serabut dikeringkan lagi dan akan mendapatkan aroma kelapa yang wangi.
Bantal yang dijual dengan harga 39 ribu rupiah ini memang belum diproduksi secara massal. Bila sudah diproduksi, menurut Ismiati, harga serabut kelapa yang selama ini sangat bernilai ekonomi rendah akan terangkat. Ismiati juga menyebutkan cocopillow lebih awet dari bantal pada umumnya. Selain elastis, keunggulan cocopillow terletak pada desain bantal yang menyesuaikan dengan lekukan tulang belakang sehingga saat digunakan akan memberikan rasa nyaman dan tidak sakit. “Bentuk bantalnya ada lekukan di tengah sehingga nyaman saat digunakan,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)