• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Bantal dari Limbah Serabut Kelapa Antarkan Mahasiswa UGM Juara Kompetisi Business Plan

Bantal dari Limbah Serabut Kelapa Antarkan Mahasiswa UGM Juara Kompetisi Business Plan

  • 16 Maret 2011, 15:28 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 13126
Bantal dari Limbah Serabut Kelapa Antarkan Mahasiswa UGM Juara Kompetisi Business Plan

YOGYAKARTA – Bagi sebagian orang, serabut kelapa tidak terlalu mempunyai nilai manfaat. Biasanya, serabut kelapa sering dibuang dan dibakar di tempat sampah atau ditumpuk di belakang rumah. Namun, di tangan mahasiswa Jurusan Teknik Mesin dan Industri UGM, serabut kelapa tersebut dimanfaatkan untuk bahan membuat bantal, yang mereka namakan cocopillow. Bentuk bantalnya pun cukup unik. Selain awet dan tahan lama, bantal dari bahan serabut kelapa ini memberikan aroma harum kelapa.

Berkat produk cocopillow ini, Ismiati, Annisa Dewi Akbari, dan Irfan Anshori berhasil meraih juara I Make and Sell Competition di Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya, 25-27 Februari lalu. Tim Coco UGM sukses menyisihkan 83 peserta dari berbagai puluhan perguruan tinggi. Di final, mereka mengalahkan tim dari ITS, IPB dan UNY.

Make and Sell Competition merupakan ajang kompetisi business plan yang menekankan kreativitas untuk menciptakan produk dengan inovasi terbaru yang peduli pada lilngkungan. Ide awal pembuatan cocopillow didapat setelah Irfan menengok banyaknya sampah serabut kelapa yang dibuang dan dijual dengan harga murah oleh para penduduk pengrajin natadecoco di Kretek, Bantul, dan Samigaluh, Kulon Progo.

Ia menyebutkan di daerah Bantul, produksi serabut kelapa mencapai 24 ribu ton setahun, sedangkan di Kulon Progo mencapai 24 ribu ton per tahun. Sebenarnya, serbuk serabut kelapa telah diekspor ke Korea dan Jepang untuk bahan membuat alas laptop dan notebook. Setelah serbuknya diambil, serabut kelapa tidak dimanfaatkan, kecuali bagi yang kreatif dapat dibuat keset.

Melihat kondisi ini, Irfan bersama rekan-rekannya memutar otak untuk memanfaatkan serabut kelapa sebagai bahan bantal. "Untuk satu bantal diperlukan 10 buah serabut kelapa," tambah Ismiati. Cara pembuatannya pun cukup sederhana. Serabut kelapa yang sudah dibersihkan dikeringkan selama 3 hari. Setelah itu, direkat dengan menggunakan lem latex. Sesudah terbentuk model bantal yang diinginkan, serabut dikeringkan lagi dan akan mendapatkan aroma kelapa yang wangi.

Bantal yang dijual dengan harga 39 ribu rupiah ini memang belum diproduksi secara massal. Bila sudah diproduksi, menurut Ismiati, harga serabut kelapa yang selama ini sangat bernilai ekonomi rendah akan terangkat. Ismiati juga menyebutkan cocopillow lebih awet dari bantal pada umumnya. Selain elastis, keunggulan cocopillow terletak pada desain bantal yang menyesuaikan dengan lekukan tulang belakang sehingga saat digunakan akan memberikan rasa nyaman dan tidak sakit. "Bentuk bantalnya ada lekukan di tengah sehingga nyaman saat digunakan," katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Olah Serabut Kelapa agar Bernilai Ekonomi Tinggi

    Wednesday,02 May 2012 - 7:07
  • Manfaatkan Limbah Sabut Kelapa Menjadi O Coco

    Tuesday,12 April 2016 - 15:42
  • Mahasiswa UGM Sulap Limbah Sabut Kelapa Menjadi Kerajinan Bernilai Ekonomi

    Monday,08 May 2017 - 11:41
  • FEB UGM Juara Kompetisi Business Plan Nasional KREASI 2017

    Thursday,09 November 2017 - 14:56
  • Coco Lurik, Cindera Mata dari Limbah Sabut Kelapa Karya Mahasiswa UGM

    Thursday,04 July 2019 - 13:03

Rilis Berita

  • Tim Calon Pemborong Juara 3 National Tender Competition The 20th CENS Universitas Indonesia 2022 29 March 2023
    Tim Calon Pemborong yang digawangi tiga mahasiswa UGM berhasil meraih juara 3 National Tender Com
    Agung
  • Pengamat Sosial UGM: Validasi DTKS Perlu Dilakukan Agar Penyaluran Bansos Tepat Sasaran 29 March 2023
    Pemerintah akan menyalurkan sejumlah bantuan sosial (bansos) bagi warga kurang mampu di bulan ram
    Ika
  • UGM Bangun Kolaborasi Riset Internasional 29 March 2023
    Beberapa perguruan tinggi di Indonesia seperti UGM, UI, ITB, IPB, ITS dan Universitas Airlangga t
    Gusti
  • Pengamat UGM: Penting, Energi Murah dan Topang Ekonomi Berkelanjutan 29 March 2023
    Dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, Presiden Joko Wid
    Agung
  • UGM Rintis Pembentukan Unit Layanan Disabilitas 29 March 2023
    UGM merintis pembentukan Unit Layanan Disabilitas (ULD) untuk memberikan layanan dan fasilitasi b
    Ika

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual