• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Ancaman Tsunami di Selatan Jawa dan Barat Sumatera Masih Tinggi

Ancaman Tsunami di Selatan Jawa dan Barat Sumatera Masih Tinggi

  • 17 Maret 2011, 06:36 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 9146
Ancaman Tsunami di Selatan Jawa dan Barat Sumatera Masih Tinggi

YOGYAKARTA – Peneliti gempa dan tsunami dari LIPI, Prof. Dr. Hery Harjono, mengatakan masyarakat yang berada di selatan Pulau Jawa dan sebelah barat Sumatera untuk tetap waspada terhadap ancaman tsunami yang dapat datang sewaktu-waktu. Meskipun BMKG telah memiliki alat deteksi tsunami 5 menit setelah gempa, masyarakat yang tinggal di sekitar pantai perlu mencari lokasi evakuasi di dataran lebih tinggi apabila terjadi gempa yang cukup dahsyat.

"Potensi tsunami sangat besar sekali. Sebelumnya, kita sudah punya tsunami di Aceh dan Mentawai yang tahap rehabilitasinya belum selesai," kata Hery usai mengisi Workshop Desiminasi Hasil Penelitian Lapangan Kolaborasi Ilmuwan Indonesia dan Jepang, yang dilaksanakan di Fakultas Geografi, 15-16 Maret 2011.

Berdasarkan data penelitian LIPI, diketahui bahwa sejarah tsunami di selatan Pulau Jawa cukup banyak. Namun, data tersebut belum terdokumentasi dengan baik. Beberapa daerah yang diketahui terkena tsunami, antara lain, adalah Cilacap, Pangandaran, dan Banyuwangi. "Di Pulau Jawa, sejarah tsunami sangat banyak, namun belum terdata kapan pernah terjadi. Kalau di Sumatera, datanya bisa diketahui dengan baik," jelasnya.

Ancaman gempa dan tsunami, menurut Hery, dapat terjadi kapan saja karena Indonesia merupakan daerah pegunungan api dan pertemuan lempeng tektonik dunia. Oleh karena itu, masyarakat harus siap menghadapi ancaman tersebut dan tidak melupakan bencana gempa yang selama ini pernah terjadi. "Di Jepang saja tetap belajar terus. Gempa di Jepang sudah bisa diprediksi lokasinya. Namun, tetap saja kecolongan karena belum bisa menentukan besar skalanya," ujarnya.

Ia menambahkan teknologi di Jepang bahkan sudah mampu mendeteksi tsunami 2 menit setelah terjadi gempa. Namun, kesiapan masyarakat merupakan hal sangat penting untuk mengurangi risiko jatuh korban. "Tempatnya terjadi gempa mereka sudah tahu, tapi besar skala richter-nya beda. Ini pelajaran buat kita," tuturnya.

Prof. Masatomo Umitsu dari Nara University Jepang yang hadir menjadi narasumber dalam workshop tersebut mengatakan masyarakat Fukushima saat ini tengah berbenah dan melakukan recovery usai bencana gempa dan tsunami. "Mereka banyak dibantu oleh para kelurganya yang datang dari luar kota," kisahnya.

Sehubungan dengan kondisi masyarakat pasca bocornya reaktor nuklir akibat tsunami, Umitsu mengakui tidak banyak mengetahui sejauh mana keadaannya karena dalam beberapa hari ini berada di Indonesia. Ia hanya mendapatkan informasi melalui televisi.

Ia mengatakan masyarakat Fukushima dan Jepang pada umumnya sudah disiapkan untuk menghadapi ancaman tsunami. Meskipun demikian, tingkat kerusakan yang ditimbulkan bencana kali ini tidak terprediksi karena besarnya gelombang tsunami. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • 28 Wilayah Rawan Gempa dan Tsunami

    Monday,15 September 2014 - 15:22
  • UGM-UNAND-Sumatera Barat Kerja Sama Pengurangan Risiko Bencana

    Tuesday,10 May 2016 - 13:38
  • Raih Doktor Usai Meneliti Dialek Bahasa Melayu Sumatera Selatan

    Wednesday,27 February 2013 - 15:45
  • EWS Deteksi Gempa Buatan UGM Siap Dipasang di Pesisir Pulau Jawa

    Monday,07 June 2021 - 14:42
  • BNPB Survei 584 Desa di Pesisir Selatan Jawa Antisipasi Tsunami

    Tuesday,23 July 2019 - 15:39

Rilis Berita

  • Mengenali Dampak Penggunaan Obat Pada Kulit 24 March 2023
    Meningkatnya penggunaan obat-obatan, baik karena pengobatan sendiri (self-medication), polifarmas
    Ika
  • Tim Magister Kenotariatan FH UGM Juara 2 PNF 2023 24 March 2023
    Tim Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada memperoleh juara 2 pada Padjadja
    Agung
  • Fenomena Cuaca Ekstrem di Indonesia Cenderung Meningkat 24 March 2023
    Dosen Laboratorium Hidrologi dan Klimatologi Lingkungan, Fakultas Geografi UGM, Dr. Andung Bayu S
    Gusti
  • Karate UGM Juara Umum 3 SEMAR CUP XII 24 March 2023
    Unit kegiatan Mahasiswa (UKM) Karate INKAI UGM berhasil menyabet gelar Juara Umum 3 dalam Interna
    Ika
  • PUSTRAL UGM Gelar Webinar Penerapan Digital Supply Network di Indonesia 24 March 2023
    Dalam perkembangannya, Supply chain management mulai berevolusi, dari segme
    Agung

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual