Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh kesesuaian hubungan corporate governance (CG) dengan budaya korporasi. Proposisi ini didukung oleh adanya kenyataan budaya korpoarasi merupakan faktor konstektual penting yang mempunyai dampak terhadap kinerja perusahaan secara spesifik menyatakan, dalam riset organisasi dengan pendekatan kontingensi dapat dilakukan dengan konsep fit.
Demikian dikemukakan dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Denpasar, Bali I Dewa Nyoman Badera SE, MSi dalam ujian terbuka untuk memperoleh darajat doktor dalam Ilmu Ekonomi di Auditorium BRI Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, Jumat (30/5) siang. Dalam ujian yang dipimpin Dekan FEB UGM Dr Lincolin Arsyad dengan promotor Prof Dr Zaki Baridwan MSc, promovendus mempertahankan desertasi berjudul “Pengaruh Kesesuaian Hubungan Corporate Governance dengan Budaya Korporasi terhadap Kinerja Perusahaanâ€.
Menurut I Dewa Nyoman Badera, terdapat tiga pendekatan konsep fit yang dapat digunakan dalam riset organisasi yakni pendekatan seleksi, pendekatan interaksi dan pendekatam sistem. Ketiga konsep ini berkaitan dengan metode pengujian hubungan antara variabel kontekstual dengan variabel organisasional dan implikasi hubungan antar-variabel tersebut terhadap variabel kinerja.
Penelitiannya menginvestigasi pengaruh kesesuaian hubungan (fit) CG dengan budaya korporasi terhadap kinerja perusahaan.CG akan diklasifikasikan menjadi CG tinggi dan CG rendah, sedangkan budaya korporasi diadopsi dari budaya korporasi Hofstede (1990) yakni budaya korporasi berorientasi hasil vs proses, budaya berorientasi pekerjaan vs pegawai dan budaya korporasi berorientasi pragmatis versus (vs) normatif.
Sementara tujuan penelitiannya, pertama menguji pengaruh kesesuaian hubungan CG dengan budaya korporasi berorientasi hasil vs proses terhadap kinerja perusahaan. Kedua, menguji pengaruh kesesuian hubungan CG dengan budaya korporasi berorientasi pekerjaan vs pegawai terhadap kinerja perusahaan. Ketiga, menguji pengaruh kesesuaian hubungan CG dengan budaya korporasi berorientasi normatif vs pragmatis terhadap kinerja perusahaaan.
“Keempat, menguji pengaruh kesesuaian hubungan CG dengan budaya korporasi (budaya yang beriorientasi hasil vs proses, pekerjaan vs pegawai, normatif vs pragmatis) terhadap kinerja perusahaan,†ujar pria kelahiran Singaraja, 25 Desember 1964, ayah dua anak I Dewa Gede Dedy Purnama Putra dan I Dewa Made Arik Permana Putra dari perkawinannya dengan Gusti Ayu Widayati ini. (Humas UGM)