• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Gubernur/Bupati Kurang Peduli, Bangunan Bersejarah di Indonesia Terancam Punah

Gubernur/Bupati Kurang Peduli, Bangunan Bersejarah di Indonesia Terancam Punah

  • 31 Maret 2011, 09:07 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 5078
Gubernur/Bupati Kurang Peduli, Bangunan Bersejarah di Indonesia Terancam Punah

YOGYAKARTA – Bangunan bersejarah di berbagai perkotaan di Indonesiaa terancam punah akibat tidak adanya kebijakan dari para Gubernur dan Bupati yang kurang memberi perhatian dalam pemeliharaan bangunan budaya. Mereka lebih suka mementingkan kepentingan ekonomi dan politik dibanding budaya.

Hal itu mengemuka dalam seminar internasional Urban Heritage, A Tribute to Prof.Dr. Inajati Adrisijanti di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH), Rabu (30/3). Hadir sebagai pembicara kunci, Pakar arsitektur Prof. Dr. Eko Budihardjo dan Arsitek dari ITB Prof. Dr. Widjaja Martokusumo.

Eko menyampaikan, kerjasama antara aristek dan arkeologi sangat berperan untuk memberikan penekanan kepada pemerintah untuk terus menjaga kelestaraian bangunan bersejarah. Menurutnya, bangunan bersejarah tidak mendapat perhatian serius dari kepala daerah. Padahal dari bangunan ini sangat penting untuk pendidikan dan menambah daya tarik wisata. “Mereka lebih suka membangun gedung-gedung baru daripada melakukan konservasi terhadap berbagai bangunan bersejarah yang ada,” tuturnya.

Kota yang baik dan indah, ujar mantan Rektor UNDIP ini bukanlah dinilai dari kemegahan bangunan-bangunan perkantoran dan pusat perbelanjaan, namun keberadaan bangunan bersejarah yang terpelihara dengan baik.”Urban heritage merupakan sorganya perkotaan, penting bagi kita memilihara local wisdom, local genius, local resource,” paparnya.

Pendapat yang sama juga disampaikan Widjaja, struktur bangunan bersejarah memberikan kontribusi yang kuat bagi kota untuk menawarkan keragaman kota dan pengalaman memperkaya kualitas kehidupan perkotaan. “Keragaman dan perencanaan bangunan bersejarah inilah yang memberikan makna, keunikan dan pengalaman hidup dibanding kota-kota lainnya,” ujarnya.

Untuk menciptakan lingkungan banguna bersejarah yang lebih baik, Widjaja mengusulkan area bangunan bersejarah di perkotaan perlu dibangun kawasan pejalan kaki (pedestrian) dan lalu lintas yang nyaman sebagai tempat yang kondusif bagi wisatawan.

Prof. Dr. Inajati sesaat diwawancarai wartawan

Kepada wartawan, Prof. Dr. Inajati, menyampaikan bangunan bersejarah terancam punah dan digusur karena kepentingan kebijakan ekonomi. Dia mengharapkan kebijakan pemerintah tidak semata kepentingan ekonomi, namun juga untuk kepentingan budaya. “Ke depan kita harapkan porsi kepentingan budaya juga mendapat porsi seimbang,” katanya.

Dia menambahkan, melalui pengenalan sejarah dan riwayat sebuah bangunan bersejarah di perkotaaan bisa diketahui hasil pencapaian diperoleh sebuah bangsa di masa lampau. “Selain untuk pendidikan, urban heritage bisa dimanfaatkan untuk kepentingan kepariwisataan,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Rumah Sakit Darurat Bekas Perjuangan Rakyat Klaten Terancam Roboh

    Monday,09 July 2018 - 15:04
  • Kukang Jawa Terancam Punah Akibat Perdagangan Liar

    Friday,03 November 2017 - 13:10
  • Wakil Gubernur Kyoto Kunjungi UGM

    Sunday,26 August 2018 - 6:11
  • Mahasiswa UGM Buat Boneka Edukasi Konservasi Berbasis Teknologi Informasi

    Monday,16 August 2021 - 13:41
  • Terancam Punah, Yayasan KEHATI, OIC, dan The Body Shop Gelar Roadshow Peduli Orangutan di UGM

    Sunday,26 March 2023 - 11:15

Rilis Berita

  • Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Prof. Dr. Rachmat Djoko Pradopo Meninggal Dunia 03 June 2023
    Keluarga Besar Universitas Gadjah Mada berduka atas meninggalnya salah satu guru besar terbaiknya
    Satria
  • Membangun Kemandirian dan Pengembangan Wisata Melalui Desa Binaan HMP UGM 03 June 2023
    Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (HMP UGM) melalui Bidang Aksi Sosial (Aks
    Satria
  • RSA UGM Terima Penghargaan PPKM Award dari Menkes 02 June 2023
    Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM terus berkomitmen tinggi dalam memberikan pelayanan kesehatan
    Gusti
  • Universitas Gadjah Mada di Top 50 Dunia pada THE Impact Rankings 2023 01 June 2023
    Universitas Gadjah Mada (UGM) masuk dalam jajaran 50 perguruan tinggi terbaik dunia yang memberik
    Satria
  • Minim, Pemda Yang Mampu Susun RPPLH Sesuai Target 01 June 2023
    Percepatan industri telah menghasilkan berbagai dampak lingkungan. Salah satu isu yang banyak dip
    Satria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
  • 06Sep The 5th International Conference on Bioinformatics, Biotechnology, and Biomedical Engineering (BioMIC) 2023...
  • 02Oct Conference of Critical Island Studies...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual