Suara alunan gendhing Sriminulyo terdengar menggema di Hall Gelanggang Mahasiswa UGM. Gending tersebut membuka pentas ambal warsa ke-43 unit kegiatan mahasiswa (UKM) Swagayugama UGM, Sabtu malam (26/3). Dalam pentas yang mengambil tema “Gelar Seni Klasik†ini Swagayugama menyuguhkan beberapa tarian klasik gaya Jogja Mataraman yang berhasil memikat para penonton.
Setelah dibuka dengan gendhing Sriminulyo dan Ladrang Babar Layar, empat penari dengan lemah gemulai menyuguhkan tari Sri Sumekar. Selain menampilkan tari Sari Sumekar, Swagayugama juga menyuguhkan tarian Golek Ayun-ayun, Beksan Harjuno Sumantri, dan Golek Menak Rengganis Widaningsih.
Pentas ambal warsa tersebut semakin semarak dengan adanya penampilan dari ukm tari Bali yang membawakan tari pendet dan tari baris, ukm UKJGS yang menampilkan tari bondan payung serta parade karawitan dan persembahan lagu dari paduan suara mahasiswa . Selanjutnya ukm GMCO membawakan lantunan orchestra klasik yaitu Minuet dan Canon In The Mayor.
Uswatun Hasana, Ketua Swagayugama menuturkan Swagayugama sengaja mengajak sejumlah ukm di bidang seni untuk turut menyemarakkan acara pentas ambal warsa kali ini. “Harapannya melalui perayaan kali ini dapat mempererat hubungan antar unit kegiatan mahasiswa ,†paparnya.
Diungkapkan Sanah, sapaan akrabnya, perayaan ulang tahun ini selain untuk memberikan hiburan ke warga UGM dan masyarakat luas juga ditujukan untuk memperkenalkan seni klasik ke mahasiswa. “ Seni klasik gaya Jogja saat ini kurang diminati , peminatnya sangat sedikit sekali. Melalui pementasan ini diharapkan mampu menarik minat publik, terutama mahasiswa UGM terhadap seni klasik,†ungkapnya.
Swagayugama merupakan unit kegiatan mahasiswa seni Jawa gaya Yogyakarta UGM yang berdiri pada tanggal 6 Maret 1968. UKM ini menjadi wadah berkumpulnya para penggiat kesenian Jawa klasik khususnya gaya Yogyakarta Mataraman terutama pada bidang tari dan karawitan. Berbagai pementasan telah dilakukan seperti pentas rutin di Bangsal Sri Manganti Kraton Yogyakarta serta berbagai pementasan lainnya. (Humas UGM/Ika)