YOGYAKARTA – Usianya tidak muda lagi, 71 tahun. Budayawan Prof. Dr. Damardjati Supadjar tetap aktif menulis buku. Kali ini ia meluncurkan buku ‘Sumurupa Byar-e: Menyingkap Rahasia Awal-Akhir, Lahir Batin’. Buku setebal 101 halaman yang diterbitkan oleh Pusat Studi Pancasila (PSP) UGM ini merupakan kumpulan tulisan Darmardjati dalam berbagai kegiatan seminar, diskusi dan ceramah.
Buku ini memuat berbagai pemikiran pensiunan dosen fakultas filsafat UGM ini tentang masalah ketuhanan dan keagamaan; filosofi dan ideologi pancasila serta masalah-masalah aktual lain seperti pendidikan dan kebudayaan. “Bagian dari hasil pemikiran Damardjati tentang kehiduapan hingga melihat kondisi bangsa saat ini. Ia menuangkan gagasan ide revolusi spiritual, revolusi tanpa huru-hara dan berdarah-darah,†kata Heri Santoso, S.S., M.Hum selaku tim penyunting buku yang menjadi moderator dalam diskusi peluncuran buku di PSP UGM, Kamis (31/3).
Dalam bahasa Damardjati, ujar Heri, revolusi spiritual akan berhasil jika dilakukan oleh kaum muda yang diibaratkannya sebagai ‘ontoseno’ dam ‘wisanggeni’ seperti di kisah pewayangan. “Keduanya adalah anak Werkudoro dari keluarga pendowo yang memerangi kejahatan yang dilakukan para kurowo,†katanya.
Dalam dikusi tentang buku Sumurupa Byar-e, Damardjati menjelaskan tentang pandangan hidup orang Jawa tentang kehidupan. Setiap manusia harus melalui proses mijil (lahir), kemudian mengalami asmorodono (jatuh cinta) dengan pasangannya, sinom perdopo dan maskumbang asmoro. Lalu meningkat lagi ke dhandhanggulo. “Proses ini kita bisa membedakan mana gula dan mana manisnya. Lewat durma, pangkur, gambuh sebelum dipocong atau megat-ruh yakni ‘meninggal dunia’ sebelum meninggal dunia,†kata Damardjati berfilsafat.
Dia menerangkan, semasa hidup, setiap orang harus bermanfaat dan mengisi hidupnya dengan berbagai hal yang baik-baik. Sejak dini harus mengenal dan saling menyayangi dengan saudaranya. Daripada mengenal saudaranya setelah ia sudah tiada.
Sebagai intelektual yang ‘njawani’ buku berjudul Sumurupa Byar-e menjadi salah satu buku rujukan untuk memberikan gambaran tentang pemikiran Prof. Supadjar dalam melihat gambaran kehidupan manusia dari hakekat sampai marifat menjadi perbincangan menarik. Dalam konsep Awal-akhir, Lahir-Batin Prof. Padjar memaparkan dalam perspektif filsafat organisme/filsafat proses yang memandang semesta ’berstruktur’(Lahir-Batinâ€) dan “berproses†(awal-akhir). Gaya bahasa yang unik dan terkadang sulit dipahami oleh orang awam menjadikan isi buku Sumurupa Byar-e harus dibaca berulang-ulang. Tidak hanya itu saja setiap kata dengan berbagai tanda yang menyertainya tidak semata-mata ada sebagaimana adanya tetapi penuh makna dan arti dibalik kata-kata dan tulisan yang ada. (Humas UGM/Gusti Grehenson)