• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • 27 Daerah Perbatasan Masih Tertinggal

27 Daerah Perbatasan Masih Tertinggal

  • 04 April 2011, 07:21 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 7950
27 Daerah Perbatasan Masih Tertinggal

YOGYAKARTA – Sedikitnya 27 dari 38 Kabupaten yang berada di daerah perbatasan masih dalam kategori daerah tertinggal. Dampak dari belum optimalnya pemerintah melaksanakan pembangunan ekonomi di daerah perbatasan. Bahkan, beberapa kecamatan terisolir di daerah perbatasan Kalimantan, sektor perdagangan dan perekonomiannya sudah dikuasai Malaysia.

Demikian yang mengemuka dalam seminar nasional ‘Pulau-pulau terdepan sebagai Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia’ di Fakulas Geografi UGM, Minggu (4/4). Hadir diantaranya Kepala Bakosurtanal Dr. Asep Karsidi, MSc, Deputi Pengembangan Regional Bappenas Rohmad Supriyadi, dan pakar informasi geospasial UGM Prof. Dr. Suratman, M.Sc.

Supriyadi mengatakan tahun 2011 pemerintah memprioritaskan lima aspek dalam pembangunan daerah tertinggal di wilayah perbatasan, yakni aspek ketahanan, kemanan, hukum, kesejahteraan ekonomi dan kelembagaan masyarakat. “Tidak cukup kemanan saja, tanpa mengandalkan kekuatan masyarakat setempat,” katanya.

Tahun ini , kata Supriyadi, Departemen Keuangan memberikan dana alokasi khusus utuk pembangunan sarana dan prasarana pada daerah-daerah perbatasan untuk membuka akses daerah-daerah perbatasan yang selama ini terisolasi.”Bappenas memprioritaskan 5 kabupataen di Kalimantan Barat dan 3 kabupaten di Kalimantan timur, untuk membuka keterisolasian kecamatan di perbatsan negara tetangga,” ujarnya.

Dia mengakui, beberapa kecamatan di daerah perbatasan sudah diminta bergabung ke Malaysia karena sektor perekonomian dan transportasi sudah terintegrasi ke Malaysia.“Kecamatan ini cukup terisolir, akses untuk menuju wilayah itu justru lebih mudah lewat Malaysia,” katanya.

Sementara pakar Geospasial UGM Suratman mengatakan, ketimpangan pembangunan wilayah dan geospasial di daerah perbatasan perlu ditangani segera secara bertahap agar tingkat disparitas ketertinggal antar daerah di Indonesia semakin kecil. Menurutnya target pemerintah menurunkan disparitas ketertinggalan daerah di perbatasan hingga 30 persen sangat tidak proporsional. Mengingat rawannya daerah perbatasan ini bergabung ke Negara tetangga. “Idealnya, ketimpangan ketertinggalan ini bisa ditekan hingga 10 persen. Ibarat luka setelah dioperasi, tidak mungkin lukanya dibiarkan menganga 30 persen karena tidak dijahit,” katanya bertamsil.

Suratman menambahkan, tugas pemerintah mempercepat pengentasan daerah tertinggal di wilayah perbatasan memang cukup berat. Pasalnya, mengelola wilayah perbatasan berhubungan dengan negara tetangga. Oleh karena itu, pembangunan wilayah perbatasan harus diikuti dengan peningkatan SDM yang tinggi. “Salah satunya lewat pembangunan wilayah berbasis spasial, lewat data spasial bisa menjadi data kongkrit di lapangan tentang apa yang harus dilakukan,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Kementerian PDT Jajaki Peluang Kerja Sama Dengan Fakultas Peternakan UGM

    Monday,23 September 2013 - 8:41
  • Bantu Rumuskan Kebijakan, Kementerian Desa Gandeng Ahli dari UGM

    Friday,31 July 2015 - 16:34
  • UGM dan KPDT Garap Lahan Tidur di Daerah Tertinggal

    Thursday,14 August 2014 - 15:22
  • Pengembangan Kawasan Perbatasan Darat Hadapi Banyak Tantangan

    Wednesday,30 January 2013 - 15:31
  • Fakultas Peternakan UGM Mengadakan Pelatihan Usaha Manajemen Peternakan Ayam

    Wednesday,01 June 2016 - 8:58

Rilis Berita

  • UGM Resmi Lepas Varietas Padi Unggul Gamagora 7 30 March 2023
    Universitas Gadjah Mada resmi melepas varietas padi unggul inbrida G7 dengan nama Gamagora 7 ke p
    Gusti
  • Tim Calon Pemborong Juara 3 National Tender Competition The 20th CENS Universitas Indonesia 2022 29 March 2023
    Tim Calon Pemborong yang digawangi tiga mahasiswa UGM berhasil meraih juara 3 National Tender Com
    Agung
  • Pengamat Sosial UGM: Validasi DTKS Perlu Dilakukan Agar Penyaluran Bansos Tepat Sasaran 29 March 2023
    Pemerintah akan menyalurkan sejumlah bantuan sosial (bansos) bagi warga kurang mampu di bulan ram
    Ika
  • UGM Bangun Kolaborasi Riset Internasional 29 March 2023
    Beberapa perguruan tinggi di Indonesia seperti UGM, UI, ITB, IPB, ITS dan Universitas Airlangga t
    Gusti
  • Pengamat UGM: Penting, Energi Murah dan Topang Ekonomi Berkelanjutan 29 March 2023
    Dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, Presiden Joko Wid
    Agung

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual