Pemerintah Propinsi DIY, UGM, Pemkab Sleman dan TV One melakukan peresmian bersama 1017 hunian sementara (Huntara) bagi korban erupsi Merapi, di desa Gondang, Cangkringan, Sleman. Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X, Rektor UGM Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D, Bupati Sleman Drs. H. Sri Purnomo dan Direktur News Sport TV One Nurjaman Mochtar.
“Saya menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya atas bantuan masyarakat, khususnya para pemirsa TV One yang telah membantu sebagian masyarakat Jogja, khususnya para korban erupsi Merapi ini,” ungkap Sultan di desa Gondang Kepuharjo Cangkringan, Sleman, Jum’at (1/4) saat mengawali sambutannya.
Spirit Of Merapi, Saling berbagi membantu yang kesempitan
Meski bersifat sementara, kata Sultan, bangunan Huntara ini jauh lebih nyaman bila dibanding berada di tempat pengungsian. Oleh karena itu hunian sementara ini diharapkan bisa menjadi sarana untuk membina kembali kehidupan rumah tangga yang telah tinggal di pengungsian selama dua bulan. “Saya yakin saat itu tentu tidak dalam keadaan normal, karenanya kini saatnya membangun kembali kehidupan keluarga,” kata Sultan.
Dalam beberapa minggu kedepan, Sultan menjanjikan akan kembali lagi ke daerah ini untuk mengajak masyarakat berdialog. Ia ingin menjajaki kemauan warga lereng merapi kedepan pasca erupsi. “Saya ingin tahu kemauan bapak-ibu sekalian seperti apa? Mau relokasi atau tidak? Karena bagaimanpun juga itu harus diselesaikan, karena hanya dengan seperti itu kita dapat menyelesaikan persoalan yang dihadapi,” ujarnya.
Agar lebih efektif dalam dialog nantinya, Sultan meminta kepala dusun untuk mendata berbagai kemauan warga sejak saat ini. “Tapi saya mohon sebelum saya kesini daripada setiap orang memiliki pendapat sendiri, bisa tidak pak dukuh menkonsolidasikan hal ini kepada warga masyarakat, kira-kira aspirasinya bagaimana? Jadi nanti dengan dialog akan lebih efektif,” harap Sultan.
Ucapan syukur atas selesainya bangunan Huntara ini disampaikan pula Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D. Dikatakannya, konsep bangunan karya UGM ini menunjukkan bangunan yang secara universal nyaman dihuni. Dengan konsep bangunan yang nyaman para penghuni mampu melakukan hubungan sosial yang baik. Demikian pula komunikasi yang memperlihatkan kebersamaan diantara mereka.
“UGM tugasnya kan di pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Kita akan menyertai terus, sehingga kebersamaan dengan masyarakat akan menambah pengalaman, pengetahuan dan ketrampilan, sehingga nantinya aktivitas yang dilakukan bisa meningkatkan ekonomi masyarakat. Itulah yang kita sebut pemberdayaan, yang sekian lama telah dilakukan para dosen maupun mahasiswa,” ungkap Rektor.
Sementara itu, Bupati Sleman Drs. H. Sri Purnomo dalam sambutan mengungkapkan progres pembangunan huntara hingga 30 Maret 2011 telah mencapai 94,6% atau 2.356 unit dari 2.613 unit yang direncanakan. Dari 2.356 unit shelter yang siap dihuni, sebanyak 88% sudah ditempati atau 2.311 unit yang telah dihuni.
Disampaikan pula sebanyak 2.613 KK mengalami kehilangan tempat tinggal. Jumlah ini masih bertambah 23 KK baru, yang menurut rencana akan ditempatkan di shelter Glagaharjo dan Umbulharjo.
Sedangkan akibat banjir lahar dingin sebanyak 142 unit rumah mengalami kerusakan dan 4 orang korban luka. Kerusakan lainnya berupa sarana dan prasarana lingkungan, seperti jembatan, bendung, gorong dan jalan desa.
Dikatakan Bupati kerugian akibat banjir lahar dingin ini mencapai Rp 92,87 milyar. “Pembangunan shelter di Gondang Kepuharjo Cangkringan ini menjadi contoh wujud kebersamaan dan kepedulian masyarakat pemirsa TV One dengan masyarakat Sleman dalam menghadapi musibah erupsi merapi. Karenannya kami atas nama pribadi maupun masyarakat Sleman mengucapkan terima kasih. Bantuan ini tentu sangat membantu masyarakat untuk kembali menapaki roda kehidupan,” tuturnya. (Humas UGM/Agung)