• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Jumlah Penderita Lepra Masih Tinggi

Jumlah Penderita Lepra Masih Tinggi

  • 07 April 2011, 13:48 WIB
  • Oleh: Satria
  • 6540
Jumlah Penderita Lepra Masih Tinggi

YOGYAKARTA-Jumlah penderita lepra (kusta) di Indonesia masih cukup tinggi. Padahal, upaya pengobatan telah dilakukan bagi para penderita tersebut. Menurut Kepala Tropical Disease Center (TDC) Universitas Airlangga (Unair) Bagian Penyakit Kusta, Prof. Dr. dr. Indropo Agusni, Sp.KK(K), selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir, data jumlah penderita lepra di Indonesia memang tidak mengalami penurunan.

Saat ini, kurang lebih terdapat tujuh belas ribu penderita lepra baru di negara ini. “Meskipun sudah diobati, tetapi jumlah penderitanya masih tetap meningkat. Ini setidaknya pada sepuluh tahun terakhir ini,” kata Indropo dalam Indonesia-Dutch Tropical Dermatology Meeting 2011, yang digelar di Hotel Melia Purosani, Kamis (7/4).

Indropo menambahkan penyakit lepra di Indonesia merupakan fenomena gunung es. Pengobatan dan penanganannya tidak menyentuh para penderita yang berada di bawah, yang jumlahnya jauh lebih banyak karena tidak menampakkan gejala klinis. Gejala klinis yang dimaksud adalah munculnya bercak berwujud koin yang bersifat mati rasa. Ia menyebutkan beberapa wilayah di Indonesia dengan jumlah penderita lepra yang masih tinggi, antara lain Jawa Timur, Papua, Sulawesi Selatan, dan Maluku. Untuk jumlah penderita lepra, Indonesia menduduki peringkat ketiga di dunia setelah India dan Brazil. “Indonesia berada di bawah India dan Brazil terkait penderita lepra ini,” katanya.

Penyakit lepra dapat menyerang siapa saja, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Jika ditangani sejak dini, lepra dapat diobati secara tuntas dan tidak menyebabkan kecacatan. Pengobatan penyakit ini memakan waktu sekitar 6-12 bulan dengan berbagai jenis obat atau multiple drug therapy. Penyebab lepra adalah kuman dan dapat ditularkan melalui udara, tanah, kutu busuk, dan armadillo. Deteksi dini dan fasilitas pemeriksaan yang memadai di berbagai lingkungan masyarakat adalah langkah efektif mengontrol penyebaran lepra. “Selain itu, karena berhubungan dekat dengan penderita sehingga terinfeksi, maka agar tidak terlambat segera saja diobati jika mengalami gejala klinis lepra tadi,” tutur Indropo.

Ketua Panitia dari Fakultas Kedokteran UGM, Prof. Dr. dr. Hardyanto Soebono, Sp.KK(K), menyebutkan dalam seminar yang diteruskan workshop tersebut terdapat kurang lebih 18 pakar kulit dari Indonesia dan 18 pakar dari Belanda dari 7-9 April mendatang. Sementara itu, jumlah peserta mencapai lebih dari 250 orang.

Dermatologi tropis merupakan ilmu kedokteran yang khusus mempelajari penyakit-penyakit kulit yang ada dan berasal dari daerah tropis. Penyakit ini kini tidak hanya ditemukan di negara tropis, tetapi juga di negara maju karena globalisasi dan mobilitas penduduk. Sebagian besar penyakit kulit tropis merupakan penyakit infeksi dan sebagian lainnya adalah alergi karena pengaruh iklim dan lingkungan. (Humas UGM/Satria AN)

Berita Terkait

  • Dosen Departemen Mata FK UI Raih Doktor di UGM

    Monday,09 August 2021 - 18:10
  • Kenali Kusta Sejak Dini

    Tuesday,27 January 2015 - 9:53
  • Pakar Indonesia dan Belanda Bahas Dermatologi di Yogyakarta

    Monday,04 April 2011 - 17:26
  • Penderita TBC di Yogya Terendah di Indonesia

    Monday,03 March 2008 - 9:56
  • Prevalensi Penderita Rinitis Alergi Meningkat

    Tuesday,11 October 2016 - 15:13

Rilis Berita

  • Tim Calon Pemborong Juara 3 National Tender Competition The 20th CENS Universitas Indonesia 2022 29 March 2023
    Tim Calon Pemborong yang digawangi tiga mahasiswa UGM berhasil meraih juara 3 National Tender Com
    Agung
  • Pengamat Sosial UGM: Validasi DTKS Perlu Dilakukan Agar Penyaluran Bansos Tepat Sasaran 29 March 2023
    Pemerintah akan menyalurkan sejumlah bantuan sosial (bansos) bagi warga kurang mampu di bulan ram
    Ika
  • UGM Bangun Kolaborasi Riset Internasional 29 March 2023
    Beberapa perguruan tinggi di Indonesia seperti UGM, UI, ITB, IPB, ITS dan Universitas Airlangga t
    Gusti
  • Pengamat UGM: Penting, Energi Murah dan Topang Ekonomi Berkelanjutan 29 March 2023
    Dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, Presiden Joko Wid
    Agung
  • UGM Rintis Pembentukan Unit Layanan Disabilitas 29 March 2023
    UGM merintis pembentukan Unit Layanan Disabilitas (ULD) untuk memberikan layanan dan fasilitasi b
    Ika

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual