YOGYAKARTA-Jumlah penerima hibah penelitian program Indonesia Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Fakultas Biologi UGM meningkat dibandingkan dengan tahun lalu. Jika pada 2010 dari 16 proposal yang masuk, 6 di antaranya didanai, tahun ini dari 21 proposal, 10 di antaranya dinyatakan mendapatkan dana penelitian.
Menurut PiC I-MHERE Project Sub Activity 2.1.2 Fakultas Biologi, Dr. Budi S. Daryono, M.Agr.Sc., dari 10 penerima hibah penelitian kali ini selain berasal dari Fakultas Biologi, juga melibatkan perguruan tinggi lain, seperti Universitas Hasanuddin, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Udayana, dan Universitas Tanjungpura. “Khusus dari UGM ada 2, yaitu dari Fakultas Pertanian dan Fakultas Biologi,” kata Budi, Selasa (12/4), di Ruang Sidang Bawah Fakultas Biologi dalam sambutan presentasi penelitian program I-MHERE.
Budi menambahkan dari hibah penelitian yang diperoleh, satu di antaranya disiapkan sebagai hibah inkubasi. Hibah ini dipersiapkan sebagai satu unit kegiatan usaha sehingga akan menciptakan sebuah hasil. Ia mengatakan keterlibatan lima perguruan tinggi dalam program I-MHERE diharapkan akan memperkuat budidaya dan konservasi anggrek di Indonesia dan dunia, yang sebagian terancam punah. Anggrek memang menjadi salah satu objek penelitian dalam program I-MHERE. “Ini sebagai bentuk rintisan untuk memperkuat budidaya dan konservasi anggrek di dunia,” ujarnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Retno Peni Sancayaningsih, M.Sc., berharap agar penelitian anggrek dalam program I-MHERE ini dapat memunculkan penelitian dari spesies lain. Ini sangat memungkinkan apalagi dengan menggandeng beberapa perguruan tinggi mitra. “Ini untuk mengangkat penelitian biodiversitas tropis lain, khususnya setelah menggandeng kampus lain,” terang Peni.
Dengan menggandeng perguruan tinggi lain diyakini akan semakin mampu untuk melindungi keberadaan anggrek-anggrek yang banyak tersebar di Indonesia. Melalui dana yang diperoleh, ia berharap dapat menjadi pemicu bagi tindak lanjut hasil penelitian, tidak saja berhenti pada publikasi, tetapi juga bermanfaat bagi masyarakat. “Asas konservasi bukan saja melindungi, tapi juga menyejahterakan masyarakat. Syukur anggrek ini manfaatnya bisa melibatkan kalangan dunia industri,” pungkas Peni.
Presentasi penelitian tersebut juga dihadiri beberapa reviewer yang selama ini berfokus pada penelitian tanaman anggrek. Mereka, antara lain, adalah Dr. Irawati, M.Sc. (Kebun Raya Bogor), Dr. Didik Widyatmoko, M.Sc. (Kepala Kebun Raya Cibodas), dan Dr. Susiani Purbaningsih (F-MIPA UI). (Humas UGM/Satria AN)