Ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) Dr Ir Joko Kirmanto menghimbau para ilmuwan dan alumni UGM untuk mampu melahirkan penemuan dan ide baru di bidang pangan, energi dan air. Menurutnya, hampir di semua negara termasuk Indonesia sedang mengalami krisis di tiga bidang tersebut.
“Saat ini dunia sedang mengalami krisis pangan dimana-mana. Kesulitan memperoleh pasokan air bersih dimana-mana, dan mengalami krisis energi dengan semakin terbatas sumber energi baru di tengah melambungnya harga minyak dunia,†kata Menteri Pekerjaan Umum, usai melantik Ir Budi Pranowo sebagai ketua Pengurus daerah KAGAMA 2008-2012, Minggu (8/6) di Ruang pertemuan Gedung University Club (UC) UGM. Ikut menyaksikan pelantikan tersebut, Wakil Rektor Bidang Alumni dan Pengembangan Usaha UGM Prof Ir Toni Atyanto Dharoko MPhil PhD, Ketua Senat Akademik UGM Prof Dr dr Sutaryo, dan Gubernur Kaltim Drs Yurnalis Ngayoh serta beberapa undangan.
Mengatasi permasalahan pangan saat ini, kata Joko, pemerintah sudah mengupayakan agar masyarakat tidak kekurangan pasokan beras, selain itu memberikan bibit padi unggul dan pengadaan pupuk bersubsidi. Joko kirmanto memastikan cadangan beras di Bulog dinilai masih cukup untuk memenuhi kebutuhan beras dalam tahun ini. Meski dirinya mengakui, kondisi pertanian belum menuju swasembada pangan karena belum optimalnya produksi beras di kalangan petani.
Di bidang energi, tuntutan beberapa kalangan warga masyarakat untuk melakukan nasionalisasi perusahaan tambang menurutnya sangat sulit untuk direalisasi. Karena, jika hal tersebut tetap dipaksakan maka berakibat pemerintah akan berhadapan dengan hukum nasional maupun hukum internasional.
Kendati begitu, dirinya mengakui keberadaan perusahaan tambang saat ini memang belum sepenuhnya memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat sekitar areal pertambangan karena perjanjian kontrak kerja dilakukan sejak era pemerintahan sebelumnya.
Sementara di bidang air, Joko menegaskan Indonesia merupakan negara nomor lima terbesar yang memiliki sumber daya air. Justru sebaliknya yang terjadi, indonesia mengalami kekeringan di musim kemarau dan bencana banjir di kala musim penghujan.
“Ini akibat hutan kita yang sudah gundul, setiap ada hujan yang turun tidak bisa terserap ke dalam tanah, tapi langsung mengalir ke sungai dengan sedikit membawa tanah yang terkikis. Akibatnya, tanah menjadi erosi dan sungai kita menjadi dangkal. Tdak heran banjir ada dimana-mana, saat air hujan melimpah karena sungai tidak kuat menampung,†katanya.
Dirinya sependapat jika kampanye menanam pohon untuk terus digalakkan. Bahkan, di setiap lahan kosong harus ditanamai pohon agar bisa menyerap air.
Menurutnya, sudah semestinya saatnya para ilmuwan dan alumni UGM memberikan terobosan dan solusi terhadap berbagai permasalahan pangan, air dan energi. Sebab, kata Joko, ketiga bidang tersebut sudah dipelajari di UGM.
“Di bidang air dan energi, kita punya pakar hidro dan pakar energi di fakultas teknik, sementara di bidang pangan kita sudah punya fakultas pertanian dan teknlogi pertanian,†kata alumni teknik Sipil tahun 1969 ini. (Humas UGM/Gusti Grehenson)