YOGYAKARTA – Pusat Studi Pancasila UGM menggelar Kajian Intensif Filsafat dan Ideologi bagi Aktivis Kebangsaan, 23-24 April lalu. Kegiatan ini bertujuan untuk membuka ruang dialog yang sehat bagi masyarakat Indonesia. Demikian penjelasan Sindung Tjahyadi M.Hum. selaku Kepala Pusat Studi Pancasila UGM dalam rilisnya yang dikirim Senin (25/4).
Sindung mengatakan kajian filsafat dan ideologi dirasakan sangat penting untuk menjembatani perbedaan pendapat dan keterbukaan dialog antaraktivis. “Masing-masing individu dan kelompok kadang menganggap dirinya paling benar dan cenderung tidak mengakui kebenaran pihak lain. Akibatnya, muncul berbagai konflik dan tindak kekerasan di masyarakat kita,†katanya.
Era globalisasi seperti sekarang ini memunculkan banyak paradoks di masyarakat. Di satu pihak, masyarakat masih sangat terbuka dalam masalah informasi, sikap, bahkan hingga perilaku. Namun di sisi lain, di balik keterbukaan tersebut sebenarnya masyarakat sedang mengalami ketertutupan,yakni ketertutupan dialog.
Heri Santoso, M.Hum. selaku penggagas kegiatan ini menjelaskan berdasarkan pengamatan dan pengalamannya di lapangan ketika berinteraksi dengan para aktivis mahasiswa dan masyarakat, banyak dijumpai aktivis yang mengalami kesulitan berpikir yang lebih kritis, reflektif, radikal, dan komprehensif. “Beberapa aktivis mengaku mengalami kebekuan ide dan terjebak dalam pemikiran yang dogmatis, parsial, temporal, dan fragmentaris. Kajian ini diharapkan menjadi salah satu dari sekian banyak upaya yang dapat dilakukan untuk mencairkan kebekuan tersebut,†tuturnya.
Kajian diikuti oleh perwakilan mahasiswa S-1 dan S-2 serta dosen dari berbagai perguruan tinggi, juga beberapa aktivis kebangsaan yang berasal dari Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Materi yang disajikan, antara lain, adalah pengantar dan azas berfilsafat, metafisika, epistemologi, aksiologi, filsafat politik, filsafat ilmu, pengantar ideologi, filsafat dan ideologi Pancasila. Narasumber yang turut memberikan materi dalam kajian ini, di antaranya Sindung Tjahyadi, Heri Santoso, Rizal Mustansyir, dan Laily Mutmainah. Para narasumber merupakan gabungan dari tim dosen Fakultas Filsafat UGM dan tim pengabdian PSP UGM. (Humas UGM/Gusti Grehenson)