YOGYAKARTA – Universitas Gadjah Mada (UGM) mewisuda 1.140 lulusan program pascasarjana, Rabu (27/4). Mereka yang diwisuda kali ini terdiri atas 1.077 lulusan master, 46 spesialis, dan 17 doktor. Lama studi rata-rata yang ditempuh adalah 2 tahun 4 bulan untuk program S-2, 4 tahun 1 bulan untuk program spesialis, dan 4 tahun 11 bulan untuk program S-3.
Dalam wisuda periode ini, waktu studi tersingkat jenjang S-2 diraih oleh Helda Andayany dari Program Studi (Prodi) Fisika, Fakultas MIPA, yakni 1 tahun 3 bulan, sedangkan jenjang spesialis diraih oleh Ida Ayu Tribumiana dari Prodi Ilmu Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, yakni 2 tahun 5 bulan. Untuk waktu studi tersingkat jenjang S-3 dicapai oleh Sumihardi dari Prodi Ilmu Kedokteran, Fakultas Kedokteran, yang berhasil meraih gelar doktor dalam waktu 3 tahun 4 bulan.
Tercatat sebagai lulusan S-2 termuda adalah Adi Purwanto Nur Atmojo dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Prodi Ilmu Hubungan Internasional, yang berhasil menjadi master pada usia 22 tahun 5 bulan 4 hari. Sementara itu, wisudawan S-2 reguler yang meraih predikat cumlaude berjumlah 169 orang atau 15,69% dari semua lulusan S-2. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi diraih Andi Wijayanto dari Prodi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, yang berhasil meraih IPK 4,00. Selain Andi Wijayanto, delapan wisudawan lainnya juga meraih nilai IPK yang sama.
Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., dalam pidato sambutannya mengingatkan para wisudawan agar mendarmabaktikan ilmu yang diperoleh demi kemajuan dan kemakmuran rakyat di tempat mengabdi nantinya. “Setelah wisuda, Saudara akan menemukan daftar panjang kebutuhan, daftar panjang masalah, dalam rangka mengembangkan dan menerapkan nilai-nilai UGM, yaitu keadaban, kemanfaatan, dan kebahagiaan,†kata Rektor.
Rektor menambahkan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah wilayah yang unik, yang berada di daerah khatulistiwa. Keberadaan Indonesia sebagai negara maritim dan kepulauan yang memiliki kekayaan alam dan interaksi hubungan manusia telah menumbuhkan karakter budaya, politik, ekonomi, lingkungan yang melahirkan pemikiran-pemikiran dalam bidang sains, teknologi, dan berbagai aspek kehidupan. “Indonesia dengan alamnya yang sangat unik menjanjikan berbagai pertanyaan riset yang akan melahirkan pengetahuan baru yang akan digunakan untuk menyelesaikan persoalan dunia,†tuturnya.
Lebih jauh, Rektor mengatakan kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kuantitas dan kualitas warga terdidiknya yang selalu melakukan inovasi pengetahuan di tengah masyarakat. “Kemajuan bangsa bukan hanya selalu dari inovasi besar, tapi ditentukan dari inovasi yang kecil dan belajar sepanjang hayat,†tambahnya.
Tampak hadir dalam kesempatan tersebut beberapa tamu undangan, di antaranya Menteri Kesetaraan Perempuan Timor Leste, Idelta Maria Rodrigues, dan Menteri Aparatur Negara Timor Leste, Lorindo Pereira. Kepada wartawan, Maria Rodrigues mengatakan jumlah mahasiswa Timor Leste yang diwisuda kali ini sebanyak 24 orang. “Kebetulan, salah satu yang diwisuda adalah suami saya yang lulus dari MEP,†kata istri Gastar Policarpus Dasilva ini. (Humas UGM/Gusti Grehenson)