Teater Gadjah Mada (TGM) UGM menorehkan prestasi di tingkat nasional. Kali ini, TGM berhasil meraih predikat juara umum dengan memboyong sejumlah piala dalam Festival Teater Mahasiswa Nasional (Festamasio) V yang dihelat di Universitas Sriwijaya, Palembang, pada 18-24 April lalu. Posisi kedua dan ketiga secara berurutan ditempati oleh Teater Lakon, Universitas Pendidikan Indonesia, dan Teater Sisi, Universitas Muhamadiyah Sumatera Utara.
Pada Festamasio V ini, TGM menampilkan cerita berjudul ‘aDOLANAN ANAK’ (permainan anak tradisional-red), sebuah cerita yang diangkat dari pengalaman dan kenangan masa kecil para pemain TGM. ‘aDOLANAN ANAK’ menceritakan permainan anak tradisional yang keberadaanya semakin tergerus seiring dengan perubahan zaman dan semakin tergusur oleh masuknya berbagai kepentingan kapitalisme.
TGM sukses menyisihkan 9 tim teater mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi pada babak final, anatara lain Teater Nol-Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Teater Sisi-UMSU Medan, Teater Lakon-UPI Bandung, Teater Tiyang Alit-Institut 10 Nopember Surabaya, dan Teater Talas-Universitas Muhammadiyah Makassar. Kompetisi ini diikuti oleh 125 kelompok teater mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Indonesia. “Setelah melalui serangkaian kurasi yang panjang, dari 125 peserta disaring menjadi 50 besar, lalu 10 besar. Akhirnya, dewan juri memilih kami sebagai yang terbaik. Dewan juri menilai tim kami unggul karena berhasil melampaui hal-hal teknis saat menyuguhkan pementasan berjudul ‘aDOLANAN ANAK’,†kata Adi Rahmadi, Ketua TGM, Rabu (27/4), saat bincang-bincang di Ruang Stana Parahita UGM.
Dalam kompetisi bergengsi ini, TGM berhasil memboyong 11 piala dari berbagai kategori. Penghargaan yang diraih adalah sebagai grup terbaik I, juara umum, aktor terbaik (Tatag Waruju Wikan Priangga/Geografi), aktor pendukung terbaik (Muhammad Hifdzi Khoir/FIB), aktris terbaik (Vera Prifatamasari/Filsafat), aktris pendukung terbaik (Happyta Queenamilza/Fisipol), dan sutradara terbaik (Adi Rahmadi/Fisipol). Berikutnya, penata cahaya terbaik (Firdaus Tegar Firmanto/ FIB), penata panggung terbaik (Taufiq Nurachman, Ismail, dan Khamdan Primandaru), penulis naskah terbaik (Gading Narendra Paksi/Fisipol), serta penata rias dan busana terbaik (Vera Prifatamasari/Filsafat).
Pada festival kali ini, tim TGM membawa 9 aktor/aktris, 3 tim artistik, 1 stage manager, dan 1 sound manager. Kemenangan yang diperoleh TGM tidak didapat dengan mudah. Sebelum berangkat ke Palembang, mereka bekerja keras dengan melakukan latihan rutin selama kurang lebih 2,5 bulan. “Untuk menghadapi kompetisi ini, kami melakukan latihan setiap harinya selama 2,5 bulan,†tutur Adi.
Ditambahkan Vera Prifatamasari, kemenangan TGM dalam Festamasio V mengulangi prestasi sebelumnya yang juga meraih peringkat yang sama pada Festamasio I (2001) dan Festamasio II (2003). “Kemenangan ini merupakan ketiga kalinya yang diraih TGM dalam Festamasio. Sebelumnya, pada Festamasio I (2001) dan Festamasio II (2003) kita juga menjadi juara umum. Sementara pada Festamasio III, kita menjadi tuan rumah dan Festamasio IV kebetulan tidak ikut kompetisi,â€jelasnya.
Direktur Kemahasiswaan UGM, Drs. Haryanto, M.Si., menyampaikan apresiasi atas prestasi yang diperoleh TGM. Menurut pria yang akrab dipanggil Sentot ini, keberhasilan yang diraih merupakan hasil dari proses latihan softskill mahasiswa dalam bermain peran. “Hasil ini merupakan hal yang cukup membanggakan,†ucapnya.
TGM merupakan salah satu unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang bergerak dalam bidang seni dan terbentuk pada tahun 1973. UKM ini merupakan wadah bagi mahasiswa UGM untuk berkreasi, beraspirasi, dan berprestasi dalam seni peran yang mengarah pada pengembangan karakter mahasiswa. Di samping melakukan latihan rutin, TGM kerap kali mendapat undangan untuk mengisi sejumlah acara, seperti Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) dan undangan pementasan di berbagai kampus. (Humas UGM/Ika)