Sebanyak 33 mahasiswa dari Fakultas Psikologi UGM sukses menjadi awardee Program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) 2024. Para mahasiswa akan diberangkatkan ke lebih dari 7 negara berbeda, yakni Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Irlandia, Australia, Selandia Baru, Jepang, serta negara-negara di Asia dan Eropa.
Dekan Fakultas Psikologi UGM, Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., Ph.D., jumlah mahasiswa yang diberangkatkan tahun ini merupakan pencapaian baru bagi Fakultas Psikologi UGM. Ia menyampaikan ucapan selamat dan apresiasi atas keberhasilan mahasiswa bisa lolos program IISMA.“Selamat untuk para mahasiswa yang mendapatkan kesempatan mengikuti IISMA tahun ini. Dari tahun ke tahun menunjukkan semakin banyak mahasiswa Fakultas Psikologi bisa mendapatkan program seperti ini,” ungkap Rahmat, Sabatu (22/6).
Menurut Dekan, jumlah mahasiswa yang diberangkat mengikuti program IISMA menyamai dengan 10 persen dari seluruh total jumlah mahasiswa aktif jenjang sarjana. “Bisa dikatakan, Fakultas Psikologi UGM berkontribusi sebesar lebih dari 10% dari total mahasiswanya, atau 33 dari 250 mahasiswa,” terangnya.
Seperti diketahui, program IISMA ini diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi pelajar Indonesia mengenyam pendidikan di luar negeri dengan pendanaan penuh. Seluruh awardee IISMA 2024 akan melangsungkan pembelajaran selama satu semester mulai bulan Oktober 2024 mendatang.
Pramudyawardhani Mahira Kusumaningtyas, mahasiswa Psikologi UGM yang diterima di University of Padua, Italia menceritakan perjuangannya meraih kesempatan tersebut. Ia mengaku sudah tertarik dengan Program IISMA sejak masih duduk di bangku SMA. “Saya mengetahui program IISMA saat duduk di kelas 11, di tahun yang sama ketika program ini pertama kali diluncurkan. Oleh karena itu, ketika saya diterima di UGM, saya berencana untuk mendaftar IISMA di tahun kedua kuliah,” tutur Mahira.
Sayangnya, pendaftaran pertamanya di tahun 2023 lalu belum membuahkan hasil. Walaupun sempat merasa pesimis, Mahira tetap bertekad mendaftar kembali di tahun ini. Ia pun melakukan banyak evaluasi dari hasil seleksi sebelumnya agar tidak mengulang kesalahan yang sama. Mahira juga menjelaskan strateginya melalui tiga tahap seleksi, yakni seleksi administrasi, esai, dan interviu. Belajar dari pengalaman sebelumnya, Mahira berusaha meningkatkan kemampuan menulis esainya dengan meminta bantuan IISMA awardee sebelumnya. Selain itu, Mahira juga sangat berhati-hati dalam mencantumkan berkas yang diminta. “Berkas-berkas yang harus dikumpulkan juga harus dipastikan lengkap dan tidak ada kesalahan, karena dapat memengaruhi proses seleksi. Bahkan saya harus mengurus berkas di kota asal saya,” ujarnya.
Sama halnya dengan Mahira, Laras Utami juga membeberkan pengalamannya selama seleksi IISMA. Ketika memasuki tahap interviu, Laras sempat mengalami hambatan di perangkatnya. “Tiba-tiba kamera laptop aku mati, panik dan harus beralih ke ponsel. Sedangkan interviunya menunggu di ruang meeting. Aku nggak punya harapan lagi sejak itu,” kenangnya.
Ia sempat merasa putus asa karena mengetahui tingginya minat peserta lain yang ikut mendaftar IISMA. Gangguan sekecil apapun nantinya akan diperhitungkan dalam proses seleksi. Kejadian selama proses seleksi membuat Laras selalu kepikiran dan gelisah namun saat melihat hasil pengumuman, ia tidak menyangka jika ia diterima di University of Birmingham. “Saya sangat bersyukur apalagi beberapa teman yang ikut mendaftar juga ternyata dinyatakan lolos sebagai IISMA awardee,” terangnya.
Baik Mahira maupun Laras, keduanya merasa sangat senang mendapatkan kesempatan mengikuti program pertukaran mahasiswa tersebut. Kini mereka pun sibuk mempersiapkan keberangkatan, seperti tempat tinggal, visa, pertemuan dengan kampus tujuan, dan rangkaian kegiatan lainnya bersama awardee IISMA seluruh Indonesia.
Program IISMA menawarkan kesempatan bagus bagi mahasiswa untuk mempelajari bidangnya di lintas negara. UGM secara khusus memberikan fasilitas terbaik bagi mahasiswa yang berminat mengikuti program ini. Harapannya, mahasiswa mendapat pengalaman terbaik dan bisa bermanfaat ketika kembali ke tanah air.
Penulis: Erna/Tasya
Editor: Gusti Grehenson