YOGYAKARTA – Disaster Response Unit (DERU) UGM dan perkumpulan ibu-ibu yang tergabung dalam Tetes Embun for Merapi menyerahkan 141 paket bantuan peralatan masak dan 52 paket kain jarik kepada 261 kepala keluarga (KK) yang tinggal di hunian sementara (huntara) Dusun Kuwang, Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Sabtu (30/4). Penyerahan bantuan dilakukan secara simbolis oleh wakil ibu-ibu, Ny. Koento Wibisono dan Ana Budiono Sri Handoko, kepada perwakilan pedukuhan dengan disaksikan Ketua DERU UGM, Slamet Widiyanto, S.Si., M.Sc., dan Tim Teknis Pembangunan huntara Kuwang Prof. Dr. Ir. Nizam.
Di hadapan ratusan warga huntara, Prof. Nizam mengatakan tim teknis dan logistik dari DERU UGM tidak hanya memberikan bantuan dalam bentuk bangunan huntara, tetapi juga logistik kepada para penghuni huntara sampai dengan direalisasikannya hunian tetap bagi para korban Merapi. “Kita akan terus mendampingi. Kami diamanahi untuk mengawal (huntara) Kuwang, sampai ada hunian tetap,†kata Nizam.
Tihak hanya cukup bantuan, menurut Nizam, yang terpenting untuk membangun kehidupan yang lebih baik bagi para korban Merapi adalah semangat untuk bangkit kembali.“Yang lebih penting adalah semangat bagi korban untuk segera bangkit. Kami melihat potensi bencana lahar dingin masih besar sekali. Sebelum ada hunian tetap, warga harus bangkit dengan mengikuti kegiatan dan program yang dilakukan pemerintah,†ujarnya.
DERU UGM bekerja sama dengan Baznas tengah membangun kios pasar yang dimaksudkan untuk menumbuhkan aktivitas ekonomi bagi warga korban Merapi. “Di kompleks ini, sedang dibangun pasar agar aktivitas ekonomi bisa berjalan lebih baik. Minggu yang lalu, kita juga melakukan pelatihan batako dan konblok. Ke depan, partisipasi warga sangat diperlukan,†katanya.
Salah satu perangkat Desa Argomulyo, Ir. Haryadi, menyampaikan penghargaan dan apresiasinya atas bantuan yang diberikan oleh DERU UGM, terutama dalam program pembangunan huntara dan pemulihan ekonomi warga huntara Kuwang. “Apa yang diberikan UGM sudah banyak sekali, tidak hanya bangunan fisik dan logistik, termasuk program untuk recovery. Terpenting bagi warga, modal semangat untuk bangkit lagi. Rumah boleh hancur, tapi semangat untuk bangkit kembali ke depan, itu lebih penting. Kita yakin, di balik musibah ini terbersit hikmah luar biasa,†katanya.
Di huntara kuwang, tercatat 261 KK dari Argomulyo. Beberapa waktu belakangan ini jumlah tersebut sudah bertambah menjadi 34 KK karena rumah warga yang tidak layak dihuni akibat bencana lahar dingin. “Ada 10 dari 22 pedukuhan Argomulyo tinggal di Kuwang,†tambahnya.
Dikatakan Haryadi, kendati terkena dampak bencana Merapi, Desa Argomulyo justru mendapatkan ‘berkah’ dari hasil erupsi, yakni material batu dan pasir. “Akhir-akhir ini, Argomulyo memasukkan pajak galian C paling besar se-Cangkringan,†pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)