Keunggulan kualitas pelayanan perawat dan rumah sakit menjadi dambaan setiap pasien. Kualitas pelayanan perawat yang ideal, unik, bahkan fenomenal, sangat dibutuhkan sebagai keunggulan kompetitif yang sulit ditiru karena bersifat keperilakuan. Hal tersebut disampaikan Drs. Muhammad Cholil, M.M., staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) saat ujian terbuka program doktor di Fakultas Psikologi UGM, Senin (2/5).
Cholil mengatakan para pemimpin rumah sakit, termasuk supervisor, harus mentransformasi berbagai sistem nilai yang mampu menjadikan perawat sebagai magnet pelayanan. “Cara yang bisa ditempuh adalah melalui pengembangan kepercayaan perawat terhadap perilaku kepemimpinan yang tegas,†terangnya.
Dalam disertasi berjudul ‘Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Kepercayaan pada Supervisor dan Perilaku Ideal Kewargaan Organisasi terhadap Kualitas Pelayanan Perawat’, Cholil menyebutkan penampilan perilaku ideal perawat yang memberikan kontribusi positif bagi rumah sakit perlu dipupuk dengan semakin membumikan kepercayaan perawat terhadap perilaku pemimpin yang transformasional. “Hal tersebut dilakukan sebagai pemikat berkembangnya perilaku ideal karyawan, terutama melalui penampilan keunggulan pelayanan yang berkualitas,†jelasnya.
Lebih lanjut disampaikan Cholil, dari hasil penelitian yang dilakukan di sejumlah rumah sakit, seperti RS PKU Muhammadiyah Suarakarta, RS Dr. Oen, dan RS Panti Waluya, diketahui bahwa sejumlah pasien merasa pelayanan perawat perlu lebih ditingkatkan, terlihat dari adanya keluhan masih diperlakukan secara diskriminatif, rendahnya kecepatan dan ketepatan daya tanggap terhadap keluhan pasien, dan suasana kooperasi antara perawat dan pasien sebagai patner yang belum populer.
Menurutnya, perilaku yang ditunjukkan oleh perawat tidak hanya dipengaruhi oleh faktor tunggal, tetapi juga oleh sejumlah faktor yang kompleks dan dinamis dari sesama perawat, dan pemimpin. Kepemimpinan transformasional terbukti berpengaruh positif terhadap pelayanan informasi dan konsultasi obat (PIKO), baik yang berfokus pada individu maupun organisasi. “Semakin transformasional supervisor, maka semakin meningkat pula perwujudan PIKO, baik yang berfokus pada individu ataupun pada organisasi,†kata pria kelahiran Boyolali, 8 Mei 1952 ini.
Temuan lain menunjukkan kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap kualitas pelayanan perawat dan kepercayaan pada supervisor perawat. “Artinya semakin tinggi transformasionalitas supervisor akan meningkatkan kualitas pelayanan perawat,” urainya.
Melihat hasil temuan di lapangan tersebut, Cholil mengatakan secara operasional pengelola rumah sakit perlu melakukan sejumlah upaya ekstra. Beberapa di antaranya adalah dengan keunggulan kualitas pelayanan perawat sebagai magnet keunggulan kualitas pelayanan rumah sakit, embudayakan dan melembagakan perilaku ideal kewargaan organisasi bagi setiap perawat yang selalu siap memberikan pelayanan dan mengkondisikan kepercayaan perawat terhadap supervisor. “Selain itu, juga secara total dan berkesinambungan menjadikan perilaku transformasional menjadi obsesi utama sebagai gaya kepemimpinan rumah sakit,†jelas pria yang merupakan doktor UGM ke-1.385 ini. (humas UGM/Ika)