YOGYAKARTA – Universitas Gadjah Mada (UGM) meluncurkan logo resmi UGM Residence dalam penutupan UGM Residence Fair 2011, Minggu (8/5), di pelataran Darmaputra Residence. Logo tersebut merupakan pemenang karya mahasiswa UGM dalam sayembara desain logo. Desain logo yang tersusun atas 27 ribu foto tentang kegiatan mahasiswa di lingkungan UGM ini berhasil mendapat penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI).
Penyerahan piagam penghargaan MURI dilakukan oleh Manajer MURI, Sri Widawati, kepada Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., dan General Manager UGM Residence, Boyke Rudy Purnomo, S.E., M.M. “Logo UGM Residence tersebut merupakan karya terbaik mahasiswa UGM. Logo ini mencerminkan fungsi dan esensi asrama serta tata nilai yang dipercayai di asrama. Logo tersebut diharapkan dapat menginspirasikan dan meningkatkan kekompakan seluruh elemen dalam UGM residence,†kata Boyke.
Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., menyampaikan apresiasi atas hasil yang diraih UGM Residence terkait dengan penghargaan MURI dan kegiatan UGM Residence Fair yang berlangsung selama 3 hari. Menurutnya, perkembangan pesat yang dilakukan UGM Residence selama ini tidak terlepas dari hasil kerja pengelola asrama sebelumnya. “Sekarang ini sudah ada 4 residence yang dimiliki UGM,†katanya.
Residence yang berada di lingkungan UGM, menurut Rektor, tidak sebatas sebagai tempat tinggal bagi mahasiswa., tetapi juga wadah untuk pengembangan softskill. “Sebagai ruang untuk melatih mahasiswa program sekolah vokasi, sarjana, dan pascasarjana. Saling memperkuat, melatih, dan mengembangkan keterampilan,†ujarnya.
Kepada wartawan, Boyke mengatakan sampai saat ini UGM Residence memiliki 800 tempat tidur yang tersebar di empat residence, Darmaputra, Ratnaningsih, Cemara Lima, dan Bulaksumur. Dari total kapasitas tersebut, penghuni didominasi oleh mahasiswa luar DIY sebanyak 81 persen dan sisanya 19 persen berasal dari mahasiswa asing, seperti Malaysia, China, Thailand, Timor Leste, Korea, Libya, Gambia, Jepang, dan Rusia. “Mahasiswa yang tinggal di Residence sebagian besar mahasiswa baru dan mereka hanya tinggal hanya satu tahun,†katanya.
Ia menginformasikan UGM Residence saat ini telah menjadi anggota APSSA (Asia Pacific Student Service Association), salah satu asosiasi pengelola layanan untuk mahasiswa. “Yang mengembirakan, UGM adalah anggota pertama dari Indonesia,†katanya.
Cegah Indoktrinasi Kelompok Radikal
Boyke menuturkan masa mahasiswa adalah masa pencarian jati diri. Mahasiswa sangat rentan terinfiltrasi oleh berbagai ideologi yang menyesatkan di masyarakat. Tidak jarang, mereka terjebak pada pergaulan yang salah ataupun berafiliasi dengan kelompok yang tidak tepat dan menjadi korban penculikan serta indoktrinasi kelompok radikal. “UGM residence merupakan salah satu cara untuk mencegah hal tersebut dengan menciptakan wahana berkreasi dan memberi perhatian khusus kepada mahasiswa dalam suasana kebhinekaan yang konstruktif,†katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)