Mahasiswa UGM tak hanya berhasil menunjukkan prestasi di bidang akademik. Kali ini, mereka yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Selam sukses menjadi juara umum dalam lomba fin swimming antarmahasiswa dan pelajar se-Indonesia. Kompetisi digelar pada 7-8 Mei lalu di Universitas Hang Tuah, Surabaya. Sementara itu, posisi kedua ditempati oleh tim selam Universitas Katholik Petra, Surabaya. Perlombaan diikuti 55 peserta dari sejumlah universitas di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah ITS, Universitas Diponegoro, Universitas Trunojoyo, Universitas Katholik Petra, Universitas Hang Tuah, dan UGM.
Tim Selam UGM berhasil menjadi juara umum dengan menggondol 4 medali emas. Tiga medali dipersembahkan oleh Respaty Yudha Putranto(Fakultas Biologi) dari nomor fin swimming 50 meter, 100 meter, 200 meter. Berikutnya, medali emas pada nomor estafet diperoleh dari tangan-tangan tim yang beranggotakan M. Akbar (D-3 Teknik Elektro), M. Nur Hafid (Fakultas Peternakan), Respaty Yudha Putranto (Fakultas Biologi), dan Ronggo Rian Wicaksono ( Fakultas Farmasi).
Budi, Manajer Tim Selam UGM, saat berbincang-bincang di Stana Parahita UGM, Rabu (18/5), menyebutkan dalam perlombaan tersebut, Respaty Yudha berhasil meraih medali emas dalam nomor 50 meter dengan catatan kecepatan 24 detik, 100 meter dalam waktu 59 detik, dan 200 meter dengan raihan waktu 2 menit 6 detik. Sementara dari nomor estafet, emas sukses disabet dengan raihan catatan waktu 2 menit 20 detik.
Dalam perlombaan ini, tim UGM mengirimkan 7 orang, yang terdiri atas 2 penyelam putri, 4 penyelam putra, dan 1 manajer tim. “Tidak seperti tim putra, tim putri kali ini belum berhasil membawa pulang medali untuk UGM,†kata Budi.
Respaty Yudha menambahkan kemenangan yang diperoleh timnya tidaklah diperoleh dengan mudah. Saat lomba, tim UGM menghadapi lawan-lawan yang tangguh. “Salah satu lawan terberat adalah dari Universitas Petra. Kebanyakan individu yang diterjunkan adalah atlet-atlet professional yang telah sering mengikuti berbagai kejuaraan, seperti PON, sementara kami sendiri hanyalah berasal dari unit selam di universitas,†ujarnya.
Lebih lanjut disampaikan Respaty Yudha, kesulitan terbesar saat perlombaan adalah mempertahankan alat bantu renang, seperti fin/kaki katak, masker, dan snorkel, saat berenang. “Dalam lomba kami dituntut untuk berlomba dengan kecepatan sembari mempertahankan alat bantu renang. Karena jika salah satu dari alat bantu tersebut jatuh, maka akan langsung didiskualifikasi. Itulah tantangan terbesarnya,â€jelasnya.
Unit Selam UGM berdiri pada 8 Agustus 1987. Unit ini merupakan wadah kegiatan mahasiswa yang bergerak tak hanya dalam bidang olahraga, tetapi juga penelitian dan konservasi. Selain rutin melakukan latihan setiap minggunya, unit selam juga rutin mengadakan berbagai kegiatan lain, seperti underwater photography, monitoring terumbu karang, dan pameran underwater photography. (Humas UGM/Ika)