YOGYAKARTA – Universitas Gadjah Mada (UGM) mengalokasikan beasiswa bagi mahasiswa baru UGM tahun 2011 yang berasal dari keluarga kurang mampu secara ekonomi, yang tengah mengikuti proses pendaftaran calon mahasiswa baru melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (atau SNMPTN). “UGM menganjurkan kepada para siswa yang saat ini berada di kelas 12 yang kurang mampu secara ekonomi, tetapi memiliki kemampuan akademis tinggi, untuk tidak ragu-ragu mendaftar ke UGM,†kata Wakil Rektor Senior Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat, Prof. Dr. Retno Sunarminingsih, M.Sc.,Apt., dalam pidato sambutan Wisuda Sarjana dan Diploma UGM, Kamis (19/5).
Jumlah beasiswa yang diberikan UGM kepada mahasiswa jenjang diploma dan S-1 meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2007, dana beasiswa yang dikelola UGM sebesar 16,1 miliar rupiah. Selanjutnya pada 2008, jumlah tersebut meningkat menjadi 21,8 miliar dan pada 2009 naik lagi menjadi 25,1 miliar rupiah. Tahun lalu, dana beasiswa sejumlah 33,1 miliar rupiah yang diberikan kepada lebih dari 9.000 mahasiswa. “Jenis beasiswa dan jumlah penerima yang terus meningkat dari waktu ke waktu tersebut telah memperluas akses mahasiswa yang kurang mampu secara ekonomi untuk mengikuti pendidikan berkualitas di UGM,†kata Retno.
Ditambahkannya bahwa peningkatan alokasi beasiswa tersebut sekaligus menjadi bukti atas komitmen UGM untuk membantu siswa-siswa cerdas yang secara ekonomi kurang mampu agar dapat berkuliah di UGM. “Janganlah mereka sampai gagal kuliah hanya karena tidak mempunyai biaya,†tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, Retno mengatakan Universitas Gadjah Mada kini tengah mengembangkan paradigma pembelajaran yang disebut STAR, kependekan dari Student-Teacher Aesthetic Role Sharing. Pembelajaran yang berbasis budaya lokal dan yang memosisikan dosen sebagai fasilitator ini, menurut Retno, telah terbukti mampu membuat kelas menjadi lebih dinamis, di samping mahasiswa menjadi lebih aktif, kreatif, dan bertanggung jawab.
Lebih dari itu, UGM juga memfasilitasi mahasiswa dengan berbagai pelatihan di bidang kepemimpinan dan kewirausahaan, sambil senantiasa menanamkan moral-moral kegadjahmadaan. “Sinergi antara pembelajaran dan pelatihan-pelatihan tersebut telah berhasil memunculkan sosok mahasiswa UGM yang smart dan bermoral tinggi sehingga banyak mahasiswa UGM mampu meraih berbagai prestasi tingkat nasional dan internasional,†katanya.
Luluskan 1.301 wisudawan
Universitas Gadjah Mada kali ini mewisuda 1.301 sarjana dan 235 ahli madya. Lama studi rata-rata untuk program sarjana periode ini adalah 4 tahun 6 bulan, sedangkan program diploma adalah 3 tahun 2 bulan. Waktu studi tersingkat program sarjana diraih Assed Lussak dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, yang lulus dalam waktu 3 tahun 4 bulan. Untuk program diploma, Ericha Meilina dari Fakultas Ilmu Budaya lulus tercepat dengan waktu 2 tahun 4 bulan.
Tercatat sebagai lulusan termuda dalam wisuda periode ini ialah Winda Yasmine dari Fakultas Hukum, yang berhasil menjadi sarjana pada usia 18 tahun 8 bulan 28 hari. Sementara itu, Sania Aluh Rinanda dari Fakultas Teknologi Pertanian berhasil menjadi ahli madya termuda pada umur 19 tahun 8 bulan 27 hari. Lulusan program sarjana yang berpredikat cumlaude sebanyak 306 orang atau 25,19% dari jumlah lulusan sarjana. Untuk diploma, sebanyak 37 orang atau 15,74% dari keseluruhan ahli madya yang diwisuda juga meraih cumlaude.
Indeks prestrasi kumulatif (IPK) tertinggi program sarjana kali ini diraih oleh Ayudia Dwi Prabandini dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, yang lulus dengan nilai 3,95. Dari program diploma, Ryan Satriana Wiratna dari Fakultas Hukum tercatat sebagai peraih IPK tertinggi dengan nilai juga 3,95. (Humas UGM/Gusti Grehenson)