YOGYAKARTA – Peluang bisnis iklan media digital di Indonesia semakin terbuka lebar seiring dengan bertambahnya jumlah pengguna internet di kalangan anak muda yang menjadi pengguna jejaring sosial facebook dan twitter. Tercatat jumlah pengguna facebook di Indonesia merupakan yang terbanyak kedua di dunia, yakni 35 juta orang. Sementara untuk pengguna twitter, Indonesia menjadi terbanyak keempat di dunia dengan 5 juta pengguna.
Ketua Umum Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I4), Dr. Nasir Tamara, D.E.A., D.E.S.S., menyebutkan jumlah pengguna media digital memberikan potensi besar untuk pasar e-commerce yang ditaksir mencapai 172,9 miliar rupiah. Dari jumlah tersebut, yang tergarap baru 35 miliar rupiah. “Padahal, peluang bisnis di e-commerce ini bisa tidak terhingga,†kata Nasir Tamara dalam ‘Guest Lecture: Business and Media’, yang berlangsung di Auditiorium MM UGM, Jumat (20/5). Bertindak sebagai moderator, Direktur Program Magister Managemen (MM) UGM, Prof. Dr. Lincolin Arsyad.
Diakui Tamara, peluang bisnis periklanan di media digital masih terbuka lebar dan cukup menjanjikan. Bisnis ini bahkan tidak memerlukan modal yang cukup besar, tetapi kemampuan dalam mengembangkan ide dan kreativitas. “Di bidang periklanan, potensinya masih sangat besar karena masih banyak global brand yang belum masuk ke Indonesia,†ujarnya.
Kendati demikian, pengembangan e-commerce di Indonesia dihadapkan pada permasalahan masih sedikitnya pemegang kartu kredit dan minimnya pola sistem pengiriman barang.
Selain di bisnis media digital, iklan di media televisi, cetak, dan radio masih sangat menjanjikan. Tamara menyebutkan pendapatan iklan dari 49 televisi free di Indonesia mencapai 1,92 miliar dolar dengan rata-rata penonton selama 4,3 jam per hari. Sementara iklan di 172 media cetak dengan oplah tiras mencapai 6 juta eksemplar berhasil meraih pendapatan 1,09 miliar dolar.
Gerakan Sosial dan Politik
Selain memberikan peluang bisnis, media digital ternyata memberikan pengaruh besar dalam mentransformasikan gerakan sosial dan politik, memperkuat demokrasi, memperluas sumber informasi dan partisipasi politik di sebuah negara. “Media telah jadi ruang sosial di mana kekuasaan ditentukan,†katanya.
Tamara menuturkan revolusi media digital saat ini menjadi tonggak kembalinya politik akar rumput, bahkan mampu mengubah perilaku dan pandangan politik kaum muda. “Tahun 2014, kandidat presiden dan politisi yang memanfaatkan media digital akan meraih banyak dukungan,†ujarnya.
Tamara mencontohkan yang dilakukan Obama. Ia berhasil menjadi presiden dengan menggunakan massa pendukungnya di facebook dan twitter yang menyumbang dana masing-masing sebesar 10 dolar. “Barack Obama tidak akan terpilih sebagai presiden tanpa internet,†katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)