Bertempat di Hotel Sultan Jakarta, Kamis (19/6) Universitas Gadjah Mada dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk meluncurkan produk baru berupa Reksa Dana Mandiri Investa UGM. Ini merupakan Reksa Dana berbasis saham yang memiliki target komposisi minimum 80% dan maksimum 100% pada efek ekuitas yang ditawarkan melalui penawaran umum dan atau dicatat di Bursa Efek; dan minimum 0% dan maksimum 20% pada efek bersifat utang; serta minimun 0% dan maksimum 20% pada instrumen pasar uang.
Lebih spesifik, produk ini ditujukan untuk Keluarga Besar UGM yang memiliki jumlah alumni sebanyak 180.000 anggota. Dari jumlah tersebut diyakini jika produk Reksa Dana Saham ini memiliki potensi yang baik. Diharapkan pula peluncuran ini sebagai bentuk edukasi Mandiri Investa guna membentuk masyarakat berpola investasi (investing society).
Bagi UGM sendiri, kerjasama ini diharapkan mendukung visi UGM menjadi universitas penelitian bertaraf dunia (world class research university). Salah satunya adalah dengan meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia baik untuk dosen dan tenaga kependidikan. Dengan begitu, mereka akan turut mendorong peningkatan kualitas pendidikan penelitian dan pengabdian pada masyarakat.
“Kami menyambut baik kerjasama dengan Mandiri Investasi. Bekerjasama dengan institusi semacam ini, tentu akan memperkuat visi kami menjadi universitas kelas dunia,” papar Rektor UGM Prof Ir Sudjarwadi MEng PhD.
Menanggapi Reksa Dana ini Asisten Wakil Rektor UGM Bidang Alumni dan Pengembangan Usaha Dr Bambang Purwono menyatakan Reksa Dana ini mengandung misi edukasi. Bahwa antara partnership, alumni serta masyarakat akan mendapatkan manfaat secara bersama-sama.
Reksa Dana Mandiri Investa UGM, tegas Bambang, merupakan penggalian dana untuk pendidikan di luar SPP dan lain-lain. Ini tentu bisa menjadi model kerjasama yang baik antara perbankan, institusi pendidikan dan pelayanan pada masyarakat.
“Kita akan melist kembali 180 ribu alumni, juga mengkriate berbagai acara guna mensosialisasikannya,” ujarnya.
Pendapat senada disampaikan Direktur Keuangan UGM Drs Haryono Ak MCom. Dikatakannya, keluarnya PP 153 telah merubah wajah UGM secara signifikan sebagai PT BHMN. Meskipun untuk saat bentuk PT BHMN tersebut belum penuh seutuhnya.
Kata Haryono, meski kecil UGM saat ini masih disubsidi. Besaran subsidinya sekitar 30% dan itu bersumber pada pemerintah.
“Dengan PP itu, UGM diberi keleluasaan untuk menggali dana yaitu dengan membentuk usaha-usaha bersifat komersiil. Hal ini tentu saja untuk kelangsungan proses pendidikan di UGM. Bahwa UGM harus mampu membuat alternatif-alternatif guna menutupi pembiayaan mahasiswa berasal dari keluarga tidak mampu,” ungkapnya.
Meski telah dilaunching, produk Reksa Dana Mandiri Investa UGM baru akan ditawarkan pada tanggal 3 Juli 2008. Presiden Direktur Mandiri Investasi Abiprayadi Riyanto pun mengakui bila sebagian dana hasil investasi Mandiri Investa UGM nantinya akan disumbangkan pada UGM guna keperluan peningkatan mutu pendidikan. Ini tentunya mendukung Social Responsibility Investment, sebagai distributor yang akan memasarkan jenis Reksa Dana Endowment.
“Ini tentu mendukung iklim investasi, sekaligus mendorong peningkatan mutu pendidikan di UGM,” tuturnya dihadapan sejumlah tamu dari UGM dan PT Bank Mandiri. (Humas UGM).