YOGYAKARTA-Pengelolaan Hutan Tanaman Industri (HTI) dari waktu ke waktu terus berkembang. Satu hal yang terkadang dilupakan adalah sebagai sebuah bisnis teknologi justru tidak melibatkan peran perguruan tinggi (PT) dalam pengelolaannya. Hal tersebut dikemukakan oleh tim ahli dari PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk., Ir. Arif Purwanto, dalam Kuliah Umum Pengelolaan Hutan Tanaman Industri dan Teknologi Produksi Medium Density Fiberboard (MDF) di Ruang Multimedia Fakultas Kehutanan UGM, Kamis (26/5). Dalam kesempatan itu, Arif didampingi tim ahli lainnya, yakni Ir. I Wayan Udiana.
“Melibatkan peran perguruan tinggi inilah yang sering dilupakan oleh pengelola HTI di Indonesia. Padahal untuk bisa maju, dunia kampus tidak bisa ditinggalkan,” kata Arif. Di hadapan mahasiswa, Arif juga banyak bercerita tentang pengelolaan HTI, mulai dari awal hingga akhir, sejak dari tahap perencanaan, penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, hingga panen. Selain itu, diceritakan pula mengenai prospek industri Medium Density Fiberboard (MDF) untuk memasok kebutuhan furniture dunia industri dan saat ini telah dijalankan oleh PT Sumalindo.
Arif memaparkan saat ini pengelolaan HTI menjadi kayu pertukangan di PT Sumalindo persentasenya semakin ditambah dari sekitar 10% diharapkan menjadi 50%. Hal itu berdasarkan atas kebutuhan dari dunia industri, furniture, home industri, hingga bahan bangunan yang terus bertambah. Beberapa langkah telah ditempuh untuk meningkatkan kualitas produksi kayu, seperti pengembangan jenis pohon dan teknik silvikultur. “Persentasenya untuk kayu pertukangan terus kita tambah dari sekitar 10% menjadi 50%,” katanya.
Disebutkan I Wayan Udiana, beberapa jenis pohon yang dikembangkan pada HTI, antara lain, jenis Gmelina arboera, Acacia mangium, Paraserianthes falcatana (sengon), Hibiscus similis (waru rangkang), jati, Gmelina moluccana, dan bulung-bulung. Khusus MDF, PT Sumalindo dapat memproduksi sekitar 710-900 kg/m3. Produk itu kebanyakan berasal dari pengembangan pohon Acacia mangium dan Gmelina arborea. Untuk memproduksi MDF, PT Sumalindo melibatkan 350 karyawan dan menempati areal 190 hektar di Berau, Kalimantan Timur. “Kita fokus MDF mengingat kebutuhan fiber kayu yang terus meningkat dari tahun ke tahun,” ujar Udiana. (Humas UGM/Satria AN)