Yogya, KU
Pengamat Anti Korupsi UGM Dr Denny Indrayana mengaku prihatin dengan kelanjutan penanganan kasus korupsi yang dilakukan oleh KPK tekait dalam kasus dana BLBI. Menurutnya KPK dilnilainya hanya membidik Artalyta Suryani dan kasus penyuapan Jaksa Agung Muda, sementara Sjamsul Nursalim disinyalir tersangka utama dibiarkan bebas.
“Kejagung sebaiknya perlu dilakukan audit institusional, perlu dilacak satu per satu kasus yang pernah mereka ditangani, bukan hanya BLBI saja, sudah banyak kasus besar yang di SP3-kan,†kata Denny, dalam Dikusi Selamatkan Indonesia, Senin (23/6) di Gedung Univercity Club (UC) UGM.
Denny mencurigai, tidak beraninya KPK melakukan pengusutan terhadap Sjamsul Nursalim dikarenakan Sjamsul telah mendapat perlindungan dari pihak tertentu melalui rapat kabinet di istana sebelumnya.
“Karena telah diterbitkan “Surat Untuk Lari†buat Nursalim yang dikeluarkan melalui rapat kabinet,†tandasnya.
Mengenai perlunya KPK melakukan audit institusional, imbuh Denny, tidak hanya hanya mengenai sepak terjang kinerja kejagung, tapi juga terkait dengan pengelolaan finansial.
Diungkapkan Deni, pengungkapan hasil audit ini sangat penting karena berkaca dari hasil survei Transparancy Internasional 2007 bahwa lembaga kepolisian dan peradilan merupakan lembaga yang paling terkorup di Indonesia.
Di sisi lain, Direktur Pukat UGM ini mengkritisi gerak langkah KPK yang hanya berani mengungkap kasus-kasus yang kecil, dimana KPK telah berani melakukan penyadapan telpon, melakukan sidak langsung di lembaga bea cukai, penyuapan anggita DPR, tapi tidak berani mengungkap kasus biaya perkara di lembaga Mahkamah Agung (MA).
“Jika ditempat lain, KPK berani melabrak langsung tanpa ada pemberitahuan, namun di MA, malah KPK seolah mewanti-wanti, ‘besok atau minggu depan kita ke MA ya,’ ini menunjukkan seolah MA sudah diberitahu terlebih dahulu, dan sudah menghilangkan berkas-berkasnya,†ujarnya.
Menurut Denny, maraknya korupsi yang terjadi saat ini dikarena pelaku korupsi masih saja berasal dari lingkungan isatana, cendana, senjata dan pengusaha naga. (Humas UGM/Gusti Grehenson)