Untuk memadukan program dan kegiatan dalam rangka penggalian, pementasan, penelitian, dan pengembangan, serta penyebarluasan budaya Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Kawedanan Hageng Punokawan Kridhamardawa Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat sepakat menjalin kerja sama. Naskah kerja sama ditandatangani oleh Wakil Rektor Senior Bidang Administrasi, Keuangan, dan Sumber Daya Manusia UGM, Prof. Ainun Naim, Ph.D., dan Pengageng Kawedanan Hageng Punokawan Kridhamardawa Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Drs. H. GPPH Yudhaningrat, M.M., Jumat (27/5) di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH) UGM.
Kerja sama meliputi pagelaran berupa pertunjukan dan pameran budaya keraton, penelitian dengan melakukan pengkajian dan pengembangan budaya keraton. Di samping itu, keduanya bersepakat dalam pengembangan manajemen kebudayaan di lingkungan Kawedanan Hageng Punokawan Kridhamardawa dan penyebarluasan budaya kepada masyarakat luas, baik dalam negeri maupun luar negeri melalui pagelaran, media-media cetak, elektronik maupun teknologi informasi dan komunikasi. “Kami menyambut baik kerja sama ini. Kesepakatan ini tentu saja sebagai upaya dalam mempertahankan budaya dan memperkenalkan secara lebih luas agar tidak keluar dari rel-rel agama, berbangsa, dan bernegara,” kata GPPH Yudhaningrat, M.M. dalam sambutannya.
Gusti Yudha berharap kerja sama semacam ini dapat diperluas, tidak hanya dalam masalah budaya, tetapi juga bidang-bidang lain sebab hubungan Keraton Yogyakarta dan UGM akan terus terjalin hingga akhir. Terkait dengan budaya keraton, terdapat banyak karya sastra yang dimiliki, terutama sastra babad. Meski begitu, ada karya sastra babad yang tidak diperkenankan sama sekali untuk disebarluaskan secara umum, yakni babad Diponegoro, karena dikhawatirkan memunculkan multitafsir terhadap isinya. “Namun, kalau sekadar dibaca tidak apa-apa,” tambah Yudhaningrat.
Pandangan senada disampaikan Wakil Rektor Senior Bidang Administrasi, Keuangan, dan Sumber Daya Manusia UGM, Prof. Ainun Naim, Ph.D. Dikatakan bahwa Keraton Yogyakarta sudah sejak lama memberi dukungan pada pengembangan Universitas Gadjah Mada. Sebagai universitas yang memiliki visi dan misi pada bidang ilmu pengetahuan, pendidikan, dan kebudayaan, UGM memandang berbagai warisan budaya yang dimiliki sudah seharusnya dikembangkan. Terlebih di zaman globalisasi saat ini, ketika semua kebudayaan membutuhkan eksistensi.
Oleh karena itu, berbagai karya sastra perlu disosialisasikan ke seluruh penjuru dunia. Dengan upaya ini diharapkan berbagai bentuk budaya tidak saja eksis, tetapi mendapat apresiasi masyarakat akademi internasional. “Sehingga tidak hanya ilmu pengetahuan, namun juga menyebarluaskan kebudayaan kita,” tutur Ainun.
Tampak hadir dalam acara tersebut, Sekretaris Eksekutif, Drs. Djoko Moerdiyanto, M.A., Dekan FIB, Dr. Ida Rochani Adi, S.U., dan beberapa staf pengajar FIB UGM serta beberapa perwakilan dari Kawedanan Hageng Punokawan Kridhamardawa Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. (Humas UGM/ Agung)