YOGYAKARTA – Pementasan ASEAN Rainbow atau Pelangi Asean berhasil memukau penonton yang hadir di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH), Jumat (27/5) malam. Pertunjukan tarian hasil garapan tiga mahasiswa dan alumni Program Doktor Prodi Seni Pertunjukan dan Seni Rupa Sekolah Pascasarjana UGM ini sekaligus menutup kegiatan Asean Youth Cultural Forum.
Tarian ini cukup unik karena dibawakan oleh 90 orang yang semuanya adalah peserta delegasi dari 15 perguruan tinggi di Asia Tenggara. Namun, tidak semua tampil menjadi penari, ada juga yang menabuh gamelan, memainkan siter, menyanyi, dan memainkan alat musik lainnya. Sesuai dengan namanya, tarian tersebut memadukan unsur gerak, musik, dan kostum yang mewakili masing-masing negara. Cerita yang dibawakan dalam ASEAN Rainbow mengambil lakon Rama Tambak dari kisah cerita Ramayana.
Penanggung jawab acara, Eddy Pursubaryanto, mengatakan proses latihan tarian baru ini memakan waktu 6,5 jam untuk pentas 15 menit di atas panggung. Dalam proses latihan dibantu 3 orang instruktur, Pamardi (mahasiswa S-3 Program Seni Pertunjukan), Sukisno (pelatih gamelan UGM), dan Untung Mulyono (alumnus S-2 Pertunjukan).
Ditambahkan Eddy, setiap negara menampilkan hasil kreasi baru dengan menggabungkan dua budaya yang berbeda dari dua negara. Hal itu dilakukan untuk mengajarkan kepada mahasiswa berdiplomasi lewat seni. â€Bagaimana dua budaya berbeda bertemu lewat seni, itu spiritnya,†kata dosen Fakultas Ilmu Budaya ini.
Intan Diana (25), delegasi dari Universitas Malaya, Malaysia, mengaku sangat senang usai mengikuti pertemuan mahasiswa ASEAN ini. Meski baru pertama kali mengikuti kegiatan semacam ini, Intan mengaku dapat memetik pengalaman karena mengenal berbagai budaya. “Banyak kendala untuk mengenal budaya mereka,†kata mahasiswa Jurusan Drama, Fakultas Kebudayaan ini. Dalam pementasan kali ini, Intan bersama dengan tiga rekannya berkolaborasi dengan National University of Laos.
Sebelumnya, Universitas Putera Malaysia dan Universitas Indonesia menampilkan tarian kontemporer kreasi baru dengan menggabungkan tarian zapin dengan tari saman. Setelah itu, tarian Rama Mencari Shinta dipentaskan oleh mahasiswa UGM dan Chulalongkorn University Thailand. Terakhir, acara ditutup dengan penampilan delegasi Burapha University Thailand yang berkolaborasi dengan Universitas Sains Malaysia.
Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., mengatakan kegiatan ini tidak sekadar menampilkan budaya dan kolaborasi budaya dari dua negara, tetapi juga memperkuat hubungan persahabatan di antara peserta. “Membangun saling kesepahaman dan mengapresiasi seni budaya masing-masing,†katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Rektor mendapat cinderamata dari masing-masing delegasi. Sebaliknya, Rektor juga memberikan piagam penghargaan kepada para peserta atas partisipasi mereka dalam The Ninth ASEAN Youth Cultural Forum, yang berlangsung 23-27 Mei 2011. Pelaksanaan kegiatan yang sama tahun depan direncanakan akan berlangsung di University of Brunei Darussalam. (Humas UGM/Gusti Grehenson)