Yogyakarta – Sebagai kampus yang menerapkan konsep Environmentally-Friendly Campus, Fakultas Geografi UGM melaksanakan simulasi tanggap bencana gempa bumi pada hari Jumat, 27 Mei 2011. Kegiatan diikuti oleh civitas akademika Fakultas Geografi UGM dengan antusias. Simulasi bertujuan untuk memberikan gambaran kejadian gempa bumi sesungguhnya ditandai dengan dibunyikan sirine selama dua kali.
Sirine pertama berbunyi pada pukul 10.00 dan berlangsung tidak lebih dari 60 detik, yang manandakan tengah berlangsungnya gempa kecil. Saat itu, para warga diharapkan untuk tetap tenang di ruangan.
Sepuluh menit kemudian, pukul 10.10, sirine dibunyikan secara terus-menerus selama lebih dari 30 detik sebagai tanda adanya gempa yang besar. Semua mahasiswa, tenaga pendidik dan kependidikan berlari keluar gedung dan segera menuju 3 titik kumpul yang sudah ditentukan.
Ketika sudah berkumpul, panitia memberikan penjelasan dan membagikan selebaran mengenai tindakan yang harus dilakukan ketika terjadi gempa. Acara dilanjutkan dengan sambutan Dekan Fakultas Geografi UGM, Prof. Dr. Suratman, M.Sc., yang menyampaikan pentingnya menanamkan pemahaman agar tanggap terhadap bencana karena di Indonesia rawan akan bencana, seperti gempa bumi, tsunami, dan gunung meletus. Hal ini semata-mata agar jumlah korban dapat diminimalisasi.
Selain itu, simulasi bencana ini juga dimaksudkan untuk mengenang gempa 27 Mei 2006 di Bantul, yang menelan korban lebih dari 5.000 jiwa. Dilakukan doa bersama sebagai wujud kepedulian sesama manusia dan ditutup dengan peluncuran buku karya Drs. Joko Christanto, M.Sc. yang berjudul ‘Gempa Bumi: Kerusakan, Kebijakan, dan Strategi Pengelolaan’.
Harapan dari dilaksanakannya kegiatan ini, Fakultas Geografi UGM dapat mendorong semua fakultas di Universitas Gadjah Mada untuk melakukan hal serupa minimal satu tahun sekali dan secara luas kepada seluruh kampus di seluruh Indonesia.(Dr. Luthfi Muta’ali, S.Si., M.T.)