YOGYAKARTA-Empat mahasiswa UGM, Agitha Binar Arshapinega (Hubungan Internasional), Zafira Shabrina (Psikologi), Annisia Dwi Baehaki (Manajemen), dan Fikar El Hazmi (Teknik Elektro), mengikuti program kerja sama dengan Amerika Serikat (AS) di bidang pluralisme, multikulturalisme, dan demokrasi. Kegiatan berlangsung pada 6-16 Juni 2011 di UGM dan beberapa lokasi lain di Yogyakarta. Setelah di Yogyakarta, nantinya mereka juga akan berada di AS.
Menurut Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) UGM, Dr.Eng. R. Rachmat A. Sriwijaya, S.T., M.T., kegiatan yang bertajuk Undergraduate Exchange and Study Trip on “Religious Plurality, Democracy, and Multiculturalism†ini merupakan kerja sama tiga universitas, yaitu Universitas Gadjah Mada, University of Michigan, dan Lehigh University. “Kegiatan yang melibatkan tiga universitas ini nanti akan mengambil lokasi di Yogyakarta dan di AS,” kata Rachmat di sela-sela pembukaan acara di UC UGM, Selasa (7/6).
Ia menjelaskan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemitraan Indonesia dan Amerika Serikat, khususnya dalam bidang pluralisme, demokrasi, dan multikulturalisme. Kegiatan ini berlangsung selama satu bulan, dengan rincian selama dua minggu di Yogyakarta dan dua minggu di Amerika Serikat. Para mahasiswa ini juga didampingi oleh masing-masing satu supervisor dari tiap universitas, yakni Dr. Eddie Purnawan (Universitas Gadjah Mada), Kate Wright (University of Michigan), dan Jake Lule (Lehigh University).
Sementara itu, Wakil Rektor Senior Bidang Administrasi, Keuangan, dan Sumber Daya Manusia UGM, Prof. Ainun Na’im, Ph.D., menuturkan ada kemiripan antara Indonesia dan Amerika Serikat meskipun terpisahkan oleh jarak geografis yang sangat jauh. Ainun juga melihat tingginya minat untuk mempelajari kebudayaan masing-masing, dibuktikan dengan adanya sekolah tentang gamelan di Michigan dan berdirinya American Corner di Perpustakaan Universitas Gadjah Mada. “Acara ini sangat penting sehingga diharapkan program-programnya di masa depan bisa dilanjutkan,” kata Ainun.
Selama dua minggu di Indonesia, para peserta akan menjalani sesi-sesi kuliah, study visit, dan kegiatan live in. Pada sesi kuliah, peserta akan mempelajari bagaimana demokrasi dan multikulturalisme di Indonesia dapat dilangsungkan di masyarakat yang plural. Sesi kuliah ini akan diisi oleh Muhammad Najib Azca, Ph.D. (Sosiolog UGM dan Penulis Buku ‘After Jihad;), Titik Firawati, M.A. (Peneliti di Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian UGM dan Institute of International Studies UGM), Prof. Siti Musdah Mulia, M.A. (Sekretaris Indonesia Consortium on Religious Studies), dan Dra. Agustine Murniati, M.A. (Aktivis HAM dan mantan anggota Komisi Nasional Perempuan).
Pada sesi study visit, peserta akan mengunjungi tempat-tempat yang menjadi pusat pemberdayaan masyarakat dalam hal pluralisme, demokrasi, dan multikulturalisme. Tempat-tempat itu adalah Masjid Syuhada, Masjid Perak Kotagede, GKI Ganjuran, Interfidei, IMPULSE-Kanisius, dan CRCS UGM. Berikutnya, dalam kegiatan live in peserta akan diajak tinggal selama sehari di Pondok Pesantren Pabelan dan Seminari St. Paulus Yogyakarta.
Selain belajar mengenai pluralisme di Indonesia, peserta juga akan diajak mengikuti pelatihan membatik dan menari serta mengunjungi tempat-tempat wisata di Yogyakarta dan sekitarnya untuk kemudian melanjutkan kegiatan selama dua minggu di Amerika Serikat. (Humas UGM/Satria AN)