YOGYAKARTA – Dekan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM, Prof. Dr. drh. Bambang Sumiarto, M.Sc., melantik 66 dokter hewan baru, Selasa (7/6), di Auditorium FKH UGM. Mereka terdiri atas 35 pria dan 31 wanita. Dengan tambahan itu, FKH UGM telah meluluskan 3.844 dokter hewan. Predikat lulusan terbaik dalam pelantikan dokter hewan periode ini diraih oleh Lydia Cahyatrianti dengan IPK 3,24. Sementara itu, tercatat sebagai dokter hewan termuda ialah Amrie Muhammad, yang lulus dalam usia 23 tahun, 4 bulan 3 minggu.
Dalam pidato sambutannya, Bambang Sumiarto berpesan agar lulusan dokter hewan dari FKH UGM selalu memiliki komitmen yang tinggi terhadap ilmu dan pengembangan teknologi di bidang veteriner serta menjunjung tinggi profesionalisme sebagai dokter hewan.
Dituturkan bahwa profesi dokter hewan merupakan keahlian khusus kedokteran hewan yang secara hukum memiliki kewenangan untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan rambu-rambu profesi serta kaidah keilmuan untuk mengatasi penyakit pada hewan yang dapat menjadi sumber penyakit bagi manusia dan hewan lain. “Lulusan FKH UGM dididik untuk menjadi dokter hewan profesional yang berwawasan global untuk mewujudkan masyarakat yang sehat dan sejahtera melalui kesehatan hewan,†katanya.
Bambang juga sempat menyinggung tentang rencana pembentukan Pusat Penelitian Mamalia Air (PPMA) di FKH UGM. Menurutnya, keberadaan PPMA tidak terlepas dari peran alumni yang memiliki kepakaran di bidang mamalia air. “Keberadaan Pusat Penelitian Mamalia Air ini dalam mengemban tugas utama FKH untuk mendidik calon dokter hewan dan membekalinya dengan kompetensi profesi,†ujarnya.
Tindak lanjut kerja sama bidang mamalia air telah dilakukan melalui pengkajian mendalam dan memperhatikan masukan dari semua stakeholder dalam rangka mengemban tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia, Dr. Wiwiek Bagja, mengatakan saat ini lulusan dokter hewan semakin dibutuhkan di dunia kerja. Peran dokter hewan dirasakan semakin penting dalam upaya menangani berbagai persoalan di bidang penyakit menular pada hewan ke manusia. “Baru-baru ini ada upaya pengendalian penyakit zoonosis di seluruh dunia sehingga dibutuhkan kemitraan antara dokter umum dan dokter hewan dalam penanganan zoonosis,†katanya.
Wiwiek menyebutkan telah ditemukan 338 penyakit menular baru di seluruh dunia akibat pemanasan global dan perubahan iklim. Dari penyakit tersebut, sekitar 61 persen bersifat zoonosis. “75 persen berasal dari satwa liar,†tuturnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)