YOGYAKARTA – Pusat Studi Korea (Puskor) UGM mengadakan lokakarya ke-7 tentang Korea bagi pengajar SMA/SMK/MA se-Indonesia. Kegiatan dilaksanakan selama empat hari, 7-10 Juni 2011, dengan melibatkan 26 guru dari berbagai daerah, antara lain, DIY, Jateng, Jatim, Jabar, Banten, Bali, Sulawesi Tenggara, Kaltim, Bangka Belitung, dan Riau.
Kepala Puskor, Dr. Novi Kussuji Indrastuti, M.Hum., mengatakan lokakarya bertujuan untuk mengenalkan budaya dan bahasa Korea kepada para guru di sekolah agar nantinya diinformasikan ke kalangan siswa. “Kita mensosialisasikan kebudayaan Korea sebagai materi dalam lokakarya ini,†kata Novi dalam welcome dinner dan pertunjukan seni Korea di Wisma Joglo, Rabu (8/6) malam. Ia menambahkan para peserta merupakan perwakilan dari sekolah-sekolah yang mantan anak muridnya tengah menempuh Prodi Bahasa Korea di Fakultas Ilmu Budaya UGM.
Prof. Dr. Siti Chamamah Soeratno selaku Penasihat Puskor menuturkan lokakarya tentang Korea bagi para guru ini semakin memperkuat hubungan kerja sama bilateral Indonesia dan Korea. Lebih dari itu, dengan kegiatan ini diharapkan masyarakat dapat mencontoh etos kerja orang Korea yang dikenal sebagai pekerja keras dan semangat untuk membangun bangsanya. “Yang kita tahu, semangat orang Korea yang selalu kerja keras sangat diperhatikan, termasuk seni berpikir, seni bersekolah, dan seni mengajar,†katanya.
Kepala Kantor Urusan Internasional UGM, Dr. Rachmat Sriwijaya, mengatakan Pusat Studi Korea adalah penyumbang terbesar mahasiswa asing yang berkuliah di UGM. Mahasiswa asal Korea merupakan mahasiswa asing terbesar ketiga yang menuntut ilmu di UGM.
Moon Jae Seung, perwakilan Korean Foundation, menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada Puskor yang secara rutin mengadakan lokakarya Korea bagi guru-guru. Ia mengharapkan lokakarya tersebut semakin memperkuat kerja sama yang telah terbangun dengan Korea Foundation sejak 1996. “Korea Foundatioan sangat mendukung kegiatan ini,†ujarnya.
Siti Saptariningsih, Guru Bimbingan Konseling SMAN 6 Semarang, dan Susyami Nahhari dari SMAN 1 Balikpapan mengaku sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Sebagai peserta, mereka berharap dapat mengetahui banyak hal tentang Korea.
Kegiatan pentas seni Korea dibuka dengan penampilan Samulnori yang dipentaskan oleh mahasiswa Prodi korea. Kesenian tradisional ini menggunakan empat alat musik, Swae, Janggu, Buk, dan Jing (gong). Kesenian ini dulunya kerap digunakan untuk upacara panen. Tarian tradisional lainnya dari Korea yang ditampilkan adalah tari Hansam (tari sapu tangan) dan Buchae Chum (tari kipas). (Humas UGM/Gusti Grehenson)