YOGYAKARTA – Perilaku kepemimpinan (servant leadership) berpengaruh terhadap kinerja. Semakin tinggi tingkat perilaku kepemimpinan akan meningkatkan kinerja tim di sebuah organisasi. Nilai-nilai perilaku kepemimpinan ditunjukkan dengan perilaku cinta kasih, pemberian wewenang kepada bawahan, perhatian terhadap visi organisasi, serta memiliki jiwa kesederhanaan. “Dimensi dalam kepemimpinan ini, yaitu love, empowerment, vision, humility, dan trust, merupakan bentuk tata nilai pemimpin. Pemimpin yang berbasis tata nilai akan dapat meningkatkan kinerja,†kata Samiyanto dalam ujian terbuka promosi doktor di Fakultas Psikologi UGM, Kamis (23/6).
Dosen Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Yogyakarta ini menyebutkan dari hasil penelitiannya, kinerja pemimpin tidak terlepas dari andil kinerja organisasional (kinerja tim). Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat perhatian kemanusiaan pemimpin kepada anggota, pendelegasian wewenang, perhatian terhadap visi organisasi, serta sikap kesederhanaan seorang pemimpin akan berpengaruh positif terhadap kinerja tim. “Tugas dan peran pemimpin tidak hanya mencapai tujuan organisasi yang bersifat fisik dan sosial-psikologis, tetapi juga bertanggung jawab dan memiliki peran dalam membangun diri dan anggotanya untuk menjadi manusia mulia, luhur, dan terhomat,†katanya.
Yang tidak kalah penting, pengembangan kepemimpinan yang dibarengi dengan peningkatan spiritualitas, selain akan meningkatkan perilaku servant leadership yang akan berdampak langsung pada peningkatan kinerja, juga dapat memberikan pandangan baru atau paradigma spiritualitas tentang peran dan tugas pemimpin. Pemimpin dan kepemimpinan dipandang bukan sekadar simbol sosial atau jabatan, tetapi yang lebih utama adalah peran dan tanggung jawab dalam mewujudkan manusia spiritual, manusia dalam organisasi yang mulia, luhur dan terhormat perilakunya. “Tingkat spiritualitas pemimpin berpengaruh nyata, baik terhadap tingkat modal psikologis maupun terhadap tingkat perilaku pemimpin. Semakin tinggi tingkat spiritualitas pemimpin, maka akan semakin tinggi pula tingkat kepercayaan diri, harapan masa depan, dayan bangkit dan optimisme,†ujarnya.
Setelah mempertahankan disertasinya, Samiyanto berhasil lulus dengan predikat cumlaude. Bertindak sebagai promotor ialah Prof. Djamaludin Ancok, Ph.D., dan Ko-promotor Prof. Dr. Faturochman, M.A., serta Subandi, M.A., Ph.D. (Humas UGM/Gusti Grehenson)