YOGYAKARTA – Sebanyak 21 roket dari 21 tim berhasil diluncurkan dari Pantai Pandansimo, Kabupaten Bantul, Minggu (26/6). Dari 21 roket, dua di antaranya adalah hasil rancang bangun muatan roket (payload) mahasiswa UGM, yakni roket Gama-sat1 dan Gama-sat2.
Aksi peluncuran roket mendapat antusiasme besar dari masyarakat. Sejak pukul 6 pagi, lokasi peluncuran roket yang berada di bibir pantai telah ramai dipadati pengunjung, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa saling berdesakan untuk menyaksikan dari kejauhan roket yang diluncurkan. Setiap roket yang diluncurkan ke udara menimbulkan suara begitu dahsyat, tidak ubahnya seperti perang rudal yang kerap disaksikan di televisi. Namun, ini bukan perang, melainkan kompetisi hasil karya mahasiswa dalam menguji muatan roket. “Roket ini untuk perdamaian,†kata Bupati Bantul, Sri Suryawidati, sebelum proses peluncuran roket dimulai.
Suryawidati berharap Kompetisi Muatan Roket Indonesia (Komurindo) tingkat mahasiswa ini akan menjadikan Indonesia maju dan mandiri di kemudian hari dalam penguasaan teknologi kedirgantaraan dan antariksa. Pendapat tersebut diamini Dirjen Dikti, Prof. Dr. Djoko Santoso. Menurutnya, tidak ada satu pun negara di dunia ini dapat eksis jika tidak menguasai teknologi. Membangun generasi muda yang menguasi pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu faktor kunci. “Jangan sampai teknologi mengendalikan bangsa. Kita senantiasa harus membangun generasi muda dalam pendidikan dengan teknologi,†ujar pria asal Kulon Progo ini.
Kegiatan Komurindo 2011 kali ini merupakan hasil kerja sama UGM, Lapan, Pemkab Bantul, dan Kemdiknas yang diikuti 40 tim peserta dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Kegiatan ini rutin dilaksanakan di Pantai Pandansimo, Bantul. Pemilihan tempat peluncuran ini bukan tanpa alasan. Di tempat ini pula Indonesia untuk pertama kalinya berhasil meluncurkan roket pada tahun 1963, dilakukan oleh mahasiswa UGM yang tergabung dalam Perkumpulan Roket Mahasiswa Indonesia Jogjakarta. “Di Pandansimo ini pula mahasiwa Indonesia pertama kali meluncurkan roket. Kita berharap acara ini tidak sekadar berlomba. Ke depan, bersinergi antara LAPAN dan Angkatan Udara (TNI) untuk hasilkan mahakarya untuk bangsa dan negara,†kata Wakil Rektor Bidang Alumni dan Pengembangan Usaha UGM, Prof. Ir. Atyanto Dharoko, M.Phil., Ph.D.
Dalam perlombaan muatan roket kali ini, roket disediakan dari pihak Lapan, sedangkan para mahasiswa hanya mengisi muatan roket. Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Drs. Bambang Setiawan Tejasukmana, Dipl. Ing., mengatakan lomba muatan roket di kalangan mahasiswa dalam rangka menghasilkan rekayasa teknologi roket. Salah satunya ialah pemanfaatan roket untuk menghasilkan foto citra untuk kepentingan komunikasi dan cuaca. “Ini rintisan sangat baik, kerja sama Lapan, Kemdiknas, Bantul dan UGM. Kami melihat banyak peluang membangun berbagai kegiatan di masyarakat. Lomba roket masih berjalan terus dan kualitas ditingkatkan tiap tahun,†katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)