• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Banyak yang Roboh, Bangunan Beton Tidak Sesuai Standar

Banyak yang Roboh, Bangunan Beton Tidak Sesuai Standar

  • 05 Juli 2011, 16:20 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 9875

YOGYAKARTA – Bencana gempa bumi dan banjir tidak hanya berisiko menimbulkan korban jiwa, tetapi juga kerugian material akibat banyaknya bangunan yang roboh. Banyak pihak yang menyalahkan besarnya skala gempa yang mengakibatkan bangunan rusak dan hancur. Padahal, kualitas bangunan yang tidak sesuai dengan standar bangunan beton yang menyebabkan robohnya bangunan tersebut. “Kita bisa melihat kenyataan sekarang, bangunan hasil peninggalan Belanda masih tetap kokoh. Sementara bangunan baru yang banyak roboh setelah diterjang gempa,” kata arsitek UGM, Ir. Yoyok Wahyu Subroto, M.Eng., Ph.D., di sela-sela Seminar Transfer of Technology on Effective and Sustainable Concrete Constructions di Sekolah Pascasarjana UGM, Selasa (5/7).

Lebih jauh Yoyok menambahkan ketidaktahuan masyrakat tentang standar kelayakan bangunan beton menjadikan bangunan rumah yang didirikan tidak mampu menahan goncangan dan getaran gempa. “Banyak bangunan beton tidak layak karena ketidaktahuan karena minimnya informasi dan pengetahuan atau barangkali memang terkendala biaya,” katanya.

Yoyok juga tidak menepis bahwa robohnya bangunan-bangunan pemerintah disebabkan oleh adanya manipulasi takaran penggunaan material beton yang kerap ditemui dalam sejumlah proyek. Padahal, material dan struktur bangunan beton sangat efektif menjadikan kokohnya sebuah bangunan. Dikatakan Yoyok juga bahwa sisa bangunan yang roboh atau masih berdiri seharusnya masih dapat dimanfaatkan untuk digunakan sebagai material bangunan baru. Namun sayang, bangunan yang masih berdiri akibat gempa sering dirobohkan untuk mendirikan bangunan baru. “Sebenarnya tidak perlu dirobohkan karena teknologi beton perlu menggunakan prinsip 3R, reduce, recycle, and reuse,” katanya.

Sementara itu, dosen Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik, Prof. Dr. Ir. Imam Satyarno, menuturkan beton masih menjadi bahan yang paling banyak digunakan dalam konstruksi sipil. Namun, beton mudah rusak pada lingkungan yang agresif, meliputi lingkungan fisik, kimia, biologi dan mekanika. Satyarno menjelaskan beban dinamik, tumbukan dan berlebih menjadi faktor rusaknya struktur bangunan beton. Sementara itu, lingkungan fisik, yakni adanya erosi, abrasi, rayapan, dan api serta kandungan kimia, misal sulfat, asam, klorida, karbon dioksida, serta reaksi alkali-silika menyebabkan bangunan beton mudah sekali mengalami kerusakan. “Perbaikan beton memerlukan metode, bahan, dan peralatan yang tepat serta dilakukan oleh orang yang terlatih,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Minimnya Pengetahuan Konstruksi Akibatkan Besarnya Kerusakan Fisik di Lombok

    Tuesday,14 August 2018 - 16:04
  • Intensitas Gempa Meningkat, Masyarakat Diimbau Mengecek Konstruksi Bangunan Rumah

    Monday,26 October 2009 - 15:32
  • Masyarakat Cangkringan Diajak Manfaatkan Banthak

    Sunday,06 July 2008 - 1:59
  • Rumah Sakit Darurat Bekas Perjuangan Rakyat Klaten Terancam Roboh

    Monday,09 July 2018 - 15:04
  • UGM Kembangkan Beton Non Pasir

    Thursday,29 July 2010 - 15:56

Rilis Berita

  • UGM Resmi Lepas Varietas Padi Unggul Gamagora 7 30 March 2023
    Universitas Gadjah Mada resmi melepas varietas padi unggul inbrida G7 dengan nama Gamagora 7 ke p
    Gusti
  • Tim Calon Pemborong Juara 3 National Tender Competition The 20th CENS Universitas Indonesia 2022 29 March 2023
    Tim Calon Pemborong yang digawangi tiga mahasiswa UGM berhasil meraih juara 3 National Tender Com
    Agung
  • Pengamat Sosial UGM: Validasi DTKS Perlu Dilakukan Agar Penyaluran Bansos Tepat Sasaran 29 March 2023
    Pemerintah akan menyalurkan sejumlah bantuan sosial (bansos) bagi warga kurang mampu di bulan ram
    Ika
  • UGM Bangun Kolaborasi Riset Internasional 29 March 2023
    Beberapa perguruan tinggi di Indonesia seperti UGM, UI, ITB, IPB, ITS dan Universitas Airlangga t
    Gusti
  • Pengamat UGM: Penting, Energi Murah dan Topang Ekonomi Berkelanjutan 29 March 2023
    Dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, Presiden Joko Wid
    Agung

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual