YOGYAKARTA – Kewirausahaan belum menjadi pilihan utama bagi para pemuda. Padahal, dengan menjadi wirausaha, pemuda ikut andil dalam menciptakan lapangan kerja dan membantu pengurangi jumlah pengangguran. Keenganan untuk menjadi wirausaha tidak hanya terletak pada faktor mindset dan keinginan kuat, tetapi juga oleh sulitnya akses modal dari lembaga keuangan.
Demikian yang mengemuka dalam Semiloka Kewirausahaan untuk Mahasiswa yang dilaksanakan di Ruang Seminar Pascasarjana, Fakultas Isipol UGM, Kamis (7/7). Kegiatan diprakarsai oleh Pusat Kajian Kepemudaan Fakultas Isipol UGM bekerja sama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Kospin Jasa ini menghadirkan pembicara, antara lain, Ketua II Kospin Jasa, Teguh Suhardi, wirausaha muda Firmansyah, dan Ketua Program Mahasiswa Wirausaha UGM, Ibnu Wahid Fakhrudin Aziz, S.T.P., M.T.
Teguh Suhardi mengatakan yang menjadi faktor minimnya para pemuda terjun menjadi pengusaha ialah karena sulitnya akses mendapatkan modal ke pihak lembaga keuangan dan perbankan. Sebaliknya, lembaga perbankan akan membantu pinjaman modal apabila usaha sudah berjalan dengan baik. “Mana mungkin pemuda bisa memulai sebuah usaha tanpa modal,†kata pria kelahiran Pekalongan ini.
Lebih jauh Suhardi memaparkan data dari beberapa hasil survei yang menyebutkan dari 100 sarjana baru atau fresh graduate yang memulai bisnis baru, hanya 4 orang yang dapat melewati 5 tahun pertama. “Hanya 20 orang yang bertahan di tahun kedua dan dari 20 orang ini, hanya 4 orang yang bertahan sampai tahun kelima,†tambahnya. Menurut pandangan Suhardi, seharusnya lembaga keuangan dan perbankan menyediakan konsep pemberian kredit tanpa agunan dan berbagai macam produk pinjaman modal usaha yang disediakan bagi pemula.
Sementara itu, wirausaha muda Firmansyah Budi Prasetyo, S.H., menuturkan menjadi pengusaha merupakan pilihan. Selain karena bakat, pilihan itu dapat ditempuh melalui pendidikan. Kondisi ini tentu akan lebih baik bila seseorang memiliki keduanya. Dalam berbisnis, lulusan Fakultas Hkum UGM ini meyakini nama produk menjadi kunci sangat penting karena dengan nama dapat menjadi magnet yang mengarahkan konsumen untuk lebih tertarik.
Asisten Deputi Pengembangan Kemitraan Kepemudaan dan Keolahragaan, Kemenpora, Ir. Imam Bonila Sombu, M.Sc., saat membuka semiloka mengatakan terjun berwirausaha menjadikan bagi pemuda sebagai agen perubahan di tengah masyarakat, sekaligus mengurangi kegiatan radikal dan kekerasan. “Kita menyayangkan jika ada pembakaran kampus (Universitas Pattimura Ambon) yang dilakukan oknum mahasiswa,†katanya.
Di sela-sela kegiatan semiloka juga dilaksanakan penandatanganan kerja sama antara Kemenpora, Kospin Jasa, dan Pusat Kajian Kepemudaan Fakultas Isipol UGM tentang dukungan untuk mengembangkan kewirausahaan mahasiswa di wilayah DIY. (Humas UGM/Gusti Grehenson)