YOGYAKARTA – Sebanyak 23 perguruan tinggi yang tergabung dalam Ikatan Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran (ISMKI) melaksanakan kegiatan bakti sosial nasional (baksosnas) penanggulangan bencana di Fakultas Kedokteran (FK) UGM. Salah satu kegiatannya ialah pelatihan tanggap darurat bencana dan pengobatan kesehatan gratis di hunian sementara (huntara) pengungsi korban erupsi Merapi, Kuwang, Cangkringan, Sleman.
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Pengembangan Usaha FK UGM, Prof. Dr. dr. Suhardjo, S.U., Sp.M(K), mengatakan kegiatan bakti sosial bidang kebencanaan ini merupakan bentuk aplikasi teori dan praktik yang didapatkan mahasiswa kedokteran di bangku kuliah. “Tidak harus menunggu jadi dokter atau dokter spesialis untuk melakukan bakti sosial,†kata Suhardjo dalam pembukaan baksosnas di Auditorium FK UGM, Kamis (14/7) sore.
Ia menambahkan mahasiswa kedokteran memang diharuskan untuk terbiasa memberikan bantuan kesehatan kepada masyarakat yang membutuhkan sehingga muncul kesadaran dan kepedulian terhadap sesama. Sehubungan dengan pelayanan kesehatan bagi masyarakat belum merata, banyak yang meninggal akibat buruknya kondisi kesehatan. “Di Indonesia, angka kematian tertinggi disebabkan akibat kecelakaan, tapi banyak juga yang meninggal akibat terkena penyakit jantung, tuberkulosis, HIV, dan bencana alam,†tuturnya.
Kurangnya pelayanan kesehatan ini, menurut Suhardjo, menyebabkan angka kebutaan di Indonesia merupakan yang terburuk di Asia. “Dulu kita lebih baik dari India. Sekarang, angka kebutaan kita sekitar 1,5 persen. Artinya, dalam 100 orang, terdapat 1-2 orang buta,†tambah Ketua Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami) DIY ini.
Direktur Kemahasiswaan UGM, Drs. Haryanto, M.Si., menuturkan tidak semua masyarakat puas terhadap pelayanan kesehatan saat ini. Oleh karena itu, para calon dokter seharusnya tidak tinggal diam, tetapi harus mengambil langkah strategis di kemudian hari untuk mengubah kondisi saat ini. “Dimulai dari mengubah diri sendiri. Apa yang terjadi saat ini buah dari hasil masa lalu,†ujarnya.
Ketua panitia kegiatan, Dimas Wirawan Witjaksono, mengatakan bakti sosial nasional dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan calon dokter untuk siap sebagai tenaga kesehatan siaga bencana. “Peserta kita harapkan mendapatkan ilmu tanggap bencana. Selanjutnya, mengaplikasi ilmu tersebut di daerah bencana,†pungkasnya.
Beberapa universitas yang mengikuti kegiatan ini, antara lain, UGM, UI, Undip, Unpad, USU, Univ. Riau, Univ. Syiah Kuala Aceh, dan Unibraw. (Humas UGM/Gusti Grehenson)