YOGYAKARTA – Universitas Gadjah Mada (UGM) mewisuda 1.093 lulusan pascasarjana, terdiri atas 1.021 master, 44 spesialis, dan 28 doktor. Lama studi rata-rata periode ini adalah 2 tahun 3 bulan untuk program S-2, 4 tahun 8 bulan untuk Spesialis, dan 4 tahun 5 bulan untuk S-3.
Waktu studi tersingkat jenjang S-2 diraih oleh Hamdan Kurniawan dari Program Studi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, yakni 1 tahun 3 bulan. Untuk jenjang Spesialis waktu tercepat diraih Monica Santosa dari Program Studi Ilmu Kedokteran Gigi Anak, Fakultas Kedokteran Gigi, dengan waktu 2 tahun 9 bulan, sedangkan pada jenjang S-3, Gunggung Senoaji dari Program Studi Ilmu Kehutanan, Fakultas Kehutanan, mencatat waktu 2 tahun 7 bulan.
Jumlah wisudawan S-2 reguler yang berpredikat cumlaude pada wisuda periode ini adalah 185 orang atau 18,12% dari semua lulusan S-2. Indeks Prestrasi Kumulatif tertinggi diraih oleh Teguh Ariyanto dari Fakultas Teknik Program Studi Teknik Kimia, dengan nilai 4,00. Sementara itu, lulusan S-2 termuda adalah Ahmad Almaududy Amri dari Program Studi Magister Hukum, Fakultas Hukum, yang berhasil menjadi master pada usia 21 tahun 4 bulan 8 hari.
Wakil Rektor Senior Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat (WRSP3M), Prof. Dr. Retno Sunarminingsih Sudibyo, M.Sc., Apt., dalam pidato sambutannya mengatakan UGM dalam sepuluh tahun terakhir terus berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas lulusan pascasarjana. “Salah satunya melalui penjaminan mutu proses akademik maupun peningkatan kerja sama dengan perguruan tinggi internasional yang berkualitas,†kata Retno dalam wisuda pascasarjana yang berlangsung di Grha Sabha Pramana, Rabu (27/7).
Retno menyebutkan pada tahun 2002, total lulusan S-2 UGM lebih dari 2.500 orang. Jumlah ini meningkat secara bertahap hingga 4.200 pada 2010. Untuk total lulusan S-3, per tahun juga meningkat dari sekitar 35 orang pada tahun 2002 menjadi 113 di 2007. Tahun 2010 jumlah tersebut meningkat lagi walau pengetatan mutu seleksi tetap dijaga. “UGM berusaha keras untuk selalu menjaga kualitas proses pembelajaran, termasuk di dalamnya menjaga mutu input mahasiswa,†katanya.
Peningkatan mutu program studi juga dilakukan oleh UGM melalui internasionalisasi program studi, yaitu pengembangan kerja sama dengan universitas-universitas internasional bermutu. Kerja sama dijalin melalui student exchange, staff exchange, dan joint degree programs, seperti double/dual degree program, sandwich programs, students sharing programs, joint research, joint supervision, dan credit earnings.
Buka 5 Prodi Baru
Retno menerangkan UGM berencana mendirikan lima program studi (prodi) baru dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, bangsa, dan negara, yakni Program D-3 Metrologi dan Instrumentasi, Prodi Magister Manajemen Bencana, Prodi Manajemen Pendidikan Tinggi, Prodi S-2 Keperawatan, dan Prodi S-2 Kebidanan. “Tiga dari lima program studi tersebut segera dibuka tahun ini, sedangkan dua program studi S-2 Keperawatan dan S-2 Kebidanan diharapkan segera dibuka tahun depan. Kita harapkan kehadiran program studi baru tersebut dapat memperkuat kinerja UGM, khususnya Program Pascasarjana,†pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)