Membanjirnya informasi pada era digital menjadikan peran ahli Ilmu Informasi dan perpustakaan semakin diperlukan, tidak lagi hanya di dalam ruang perpustakaan, tetapi juga di semua organisasi dan perkantoran. Semua membutuhkan pakar ahli ilmu informasi dan perpustakaan untuk menata informasi di dalam setiap organisasi sehingga akan tersimpan secara sistematis. “Dengan begitu, informasi mudah diakses dan termanfaatkan secara optimal oleh organisasi,” ujar pakar perpustakaan Cologne University Jerman, Prof. Dr. Ursulla Georgy, dalam seminar ‘The Challenge of Library and Information Science Education’, yang bertempat di Ruang Seminar Sekolah Pascasarjana UGM belum lama ini.
Dikatakan Ursulla Georgy, kebutuhan seperti inilah yang harus diadopsi oleh kurikulum bidang Manajemen Informasi dan Perpustakaan. Di Indonesia, saat ini baru empat perguruan tinggi negeri yang membuka pendidikan S-2 bidang ilmu informasi dan perpustakaan, yakni UI di bawah payung Fakultas Ilmu Budaya, Unpad di dalam Fakultas Ilmu Komunikasi, IPB di bawah Fakultas MIPA, dan UGM di bawah Sekolah Pascasarjana.
“Dari tahun ke tahun, kebutuhan lulusan strata 2 Ilmu Informasi dan Perpustakaan terus menerus meningkat, seiring dengan semakin membanjirnya informasi dalam berbagai bentuk, seperti misalnya e-book, informasi multi media, jurnal digital, dan lain sebagainya dalam organisasi. Sayang, jumlah lulusannya belum mencukupi untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut,” katanya seraya menambahkan bila beberapa perguruan tinggi negeri saat ini tengah bersiap membuka pendidikan strata 2 bidang ilmu informasi dan perpustakaan, seperti Universitas Sumatra Utara.
Dalam seminar yang digelar oleh Minat Manajemen Informasi dan Perpustakaan Sekolah Pascasarjana UGM ini terkuak bahwa hingga saat ini belum ada satu perguruan tinggi di Indonesia yang menyelenggarakan pendidikan strata 3 di bidang ilmu Informasi dan perpustakaan. Padahal, dikatakan Dr. Nor Edzan dari Malaysia bahwa di negerinya sudah ada 4 perguruan tinggi yang membuka pendidikan strata 3 dibidang ilmu informasi dan perpustakaan.
Dalam seminar ini tampak hadir dan memberi sumbang pemikiran ahli ilmu Informasi dan perpustakaan dari UIN Sunan Kalijaga, Dra. Labibah Zein, MLIS, juga dari UI, USU, Unbraw, dan Universitas Atma Jaya. (Humas UGM/ Agung)