GUNUNG KIDUL – Program Magister Manajemen (MM) UGM, Fakultas Biologi, dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) merintis kolam percontohan budidaya rumput laut jenis ganggang ulva di Pantai Kukup, Desa Kemadang, Gunung Kidul, Yogyakarta, Kamis (28/7). Kegiatan dimaksudkan untuk melakukan konservasi biodiversitas ganggang ulva yang selama ini oleh masyarakat sekitar telah diolah menjadi keripik. Sesuai dengan namanya, keripik olahan ini dinamakan keripik ulva.
“Fakultas Biologi dulu memulainya dengan mengajak masyarakat membuat keripik ulva, tapi konservasinya tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Kami pun bertanggung jawab untuk menjaga konservasi tersebut,†kata Dekan Fakultas Biologi Dr. Retno Peni Sancayaningsih, M.Sc. di sela-sela kegiatan peninjauan kolam budidaya ganggang ulva.
Meski sudah mengajak masyarakat untuk memanfaatkan ganggang ulva, masih tersisa sedikit masalah. Salah satunya ialah masyarakat yang belum tahu, cara memanen ganggang ini dengan cara mencungkil. Hal itu mengakibatkan ganggang yang sudah dicabut tidak mudah tumbuh lagi di pinggir karang pantai. Padahal, ganggang ini tumbuh di awal musim hujan dan baru dapat dipanen pada akhir musim hujan.
Ditambahkan Peni, adanya kolam budidaya ganggang ulva diharapkan dapat menjaga konservasi tanaman biodiversitas yang ada di pesisir pantai Gunung Kidul. “Potensi alam ini jika dikelola secara bijaksana maka nantinya akan memberikan manfaat baik kepada komunitas,†katanya.
Ke depan, untuk kegiatan konservasi biodiversitas daerah di pesisir pantai akan dilakukan dengan menggandeng Universitas Charles Darwin, Australia, dan Universitas Kyong San, Korea, dalam pengembangan biologi kelautan.
Wakil Direktur Bidang Akademik dan Penelitian MM UGM, Dr. Wakhid Slamet Ciptono, M.B.A., mengatakan perintisan kolam percontohan budidaya ganggang ulva merupakan aplikasi konsep pembelajaran ethics mainstreaming (pengarusutamaan etika) dalam setiap kegiatan pendidikan dan pengajaran kepada mahasiswa MM UGM. Konsep pembelajaran yang mengedepankan nilai moralitas etika akademik, etika sosial, dan etika lingkungan ini diajarkan pada setiap mata kuliah. “Tidak hanya bidang ekonomi, tapi peduli terhadap lingkungan dan sosial budaya,†katanya.
Wakhid juga mengatakan pihaknya menyambut gembira kerja sama yang terjalin baik antara MM, Fakultas Biologi, dan LPPM UGM dalam implementasi program pembangunan berkelanjutan.
Kepala Desa Kemadang, Sutono, pun menyambut baik keberadaan kolam percontohan budidaya ganggang ulva yang ditempatkan di pesisir Pantai Kukup. Menurutnya, kolam tersebut dapat menjadi tempat proses pembelajaran bagi warga untuk melakukan upaya yang sama. “Keripik ulva ini ditemukan mahasiswa UGM sebagai makanan berkualitas. Lalu, konsumennya sangat banyak. Sekarang saja, stok untuk satu bulan habis. Tidak hanya di sini (Pantai Kukup), bahkan sampai pesisir selatan Pantai Parangtritis, stoknya sudah tidak ada lagi,†katanya.
Sutono juga berpesan kepada warga agar tidak sembarangan memanfaatkan dan mengolah rumput laut yang menyerupai ganggang ulva sebelum diteliti terlebih dahulu. “Yang bukan rumput laut jangan dimanfaatkan. Jika sudah diteliti dan bisa dikonsumsi, baru bisa di jual,†pesannya.
Soenarwan Hery Poerwanto, M.Kes., salah satu peneliti, menuturkan kolam percontohan budidaya rumput laut ini dimaksudkan untuk penelitian, di samping juga untuk mengajak masyarakat agar dapat mempraktikkan hal yang sama. “Tidak sekadar selalu ambil dari alam,†pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)