YOGYAKARTA – Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui program Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) kini semakin banyak diminati oleh mahasiswa asing. Untuk kegiatan KKN PPM antarsemester tahun ini saja sudah diikuti ratusan mahasiswa asing dari berbagai negara, antara lain Australia, Malaysia, Brunai, Vietnam, dan beberapa negara Eropa serta Amerika. Kali ini, beberapa mahasiswa dari Gyeongsang National University (GNU), Korea, mengikuti kegiatan KKN PPM yang berlangsung di Kabupaten Bantul dan Gunung Kidul, 5-16 Agustus 2011.
Rencananya, kelima mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan Kelautan ini akan mengikuti aktivitas konservasi dan diversifikasi pemanfaatan biota laut dan pengembangan UMKM berbasis potensi lokal di Desa Kemadang, Gunung Kidul. Kegiatan dilanjutkan dengan melaksanakan pemanfaatan dan pengolahan biogas dari kotoran sapi sebagai sumber energi di Desa Selopamioro, Bantul. “Mereka juga akan mengikuti kegiatan perencanaan instalasi pengangkatan dan distribusi air di Mangunan, Dlingo, Bantul,†kata Manajer KKN PPM UGM, Dr. Irkham Widiono, yang ditemui saat seminar pengenalan kegiatan KKN PPM kepada mahasiswa Korea di Ruang Sidang LPPM, Kamis (4/7).
Menurut Irkham, ketertarikan mahasiswa untuk mengikuti KKN PPM karena program tersebut bagian dari konsep kegiatan pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan yang menerapkan multidisiplin. Pendapat Irkham pun diamini oleh Prof. Kwang Soo Choi, dosen ilmu kelautan Gyeingsang National University (GNU). Dikatakannya bahwa KKN PPM menjadi salah satu wadah pembalajaran bagi mahasiswanya untuk ikut dalam kegiatan pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan atau lebih dikenal dengan Education for Sustainable Development (ESD). “Alasan kami memilih KKN PPM karena sebagai tempat praktik yang baik dan model untuk keterlibatan mahasiswa dalam ESD,†katanya.
Kwang Soo Choi juga berharap melalui KKN PPM mahasiswanya dapat memahami budaya masyarakat Indonesia dan berbagai kegiatan untuk pendidikan pembangunan berkelanjutan yang dilakukan UGM. Di samping itu, diharapkannya terdapat peningkatan kesediaan mahasiswa Korea untuk berpartisipasi dalam setiap aktivitas kegiatan KKN PPM. “Ke depan, kita bisa membuat kemitraan internasional antara UGM dan GNU
sehingga antarmahasiswa bisa belajar satu sama lain dan memungkinkan untuk mengadopsi ide yang baik dan aktivitas ke dalam kegiatan mereka sendiri,†ujarnya.
Komori Takayuki (20), mahasiswa Korea asal Provinsi Gyongji, mengaku untuk pertama kali datang ke Indonesia. Ia pun berencana untuk menerapkan semua pengalaman yang didapatkan sekembalinya ke Korea. “Saya akan belajar dan mencoba menerapkannya nanti di Korea,†katanya.
Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LLPM) UGM, Dr. Wisnu Nurcahyo, dalam pemaparannya mengatakan program KKN sebagai bentuk nyata kontribusi UGM bagi masyarakat, UMKM, dan kelompok masyarakat yang mandiri secara politik, ekonomi, serta sosial. “Kegiatan pengabdian ini telah diakui secara nasional dan internasional, seperti dari UNESCO dan berbagai universitas di Eropa, Asia, dan Australia,†katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)