YOGYAKARTA-Pelayanan kesehatan yang paripurna tidak hanya yang dilakukan di rumah sakit, tetapi juga meliputi perawatan pra-rumah sakit, selama di rumah sakit, dan purna rumah sakit. Tujuannya mencakup aspek promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, yang tujuan utamanya mempertahankan kemampuan individu untuk mandiri secara optimal selama mungkin. Pada kasus yang oleh tim dokter dinyatakan sulit sembuh atau tidak ada harapan lagi, bahkan mungkin hampir meninggal dunia atau yang dikenal pasien stadium terminal (PST), tentunya dibutuhkan pelayanan yang spesial. Di sinilah perawatan paliatif menjadi aspek penting pada pengobatan, khususnya bidang geriatri (masalah kesehatan pada lansia).
Hal tersebut dikemukakan Ketua Organisasi Paliatif Cabang Yogyakarta, dr. Probosuseno, Sp.PD, K-Ger, FINASIM, dalam Seminar Palliative II ‘Pelayanan Palliative dengan Pendekatan Multidispliner’ di Auditorium Gedung Ismangoen Fakultas Kedokteran (FK) UGM, Sabtu (6/7). Acara yang dihadiri oleh ratusan peserta, antara lain, dari Yogyakarta, Bandung, Bali, Semarang, dan Surakarta ini diadakan oleh Program Studi Ilmu Keperawatan FK UGM.
Lebih lanjut Probosuseno mengatakan perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan pasien dan keluarganya menghadapi masalah-masalah yang berhubungan dengan penyakit yang mengancam jiwa, dengan mencegah dan meringankan penderitaan melalui identifikasi awal dan penilaian serta terapi dan masalah lain-fisik, psikososial, dan spiritual. “Dalam perawatan paliatif ini membutuhkan tim multidisiplin,†kata dokter dari Subbagian Geriatri, Bagian Ilmu Penyakit Dalam, FK UGM/SMF Geriatri RSUP Dr. Sardjito tersebut.
Melihat pentingnya peran perawatan paliatif ini, Probosuseno berharap agar setiap rumah sakit (misalnya tipe B) memiliki semacam instalasi perawatan paliatif dan dipakai sebagai salah satu syarat penilaian akreditasi rumah sakit. Sementara itu, di lingkungan fakultas kedokteran, akper, sekolah tinggi keperawatan, SMK kesehatan, psikologi, gizi, dan farmasi juga diberikan materi terkait dengan perawatan paliatif. Dengan demikian, para calon civitas hospitalia mendapatkan paparan dini tentang perawatan paliatif tersebut.
Senada dengan itu, dr. Ali Agus Fauzi, PGD Pall Med dari Pusat Pengembangan Paliatif dan Bebas Nyeri RSU Dr. Soetomo-FK Unair Surabaya menjelaskan perawatan paliatif tidak saja untuk menyembuhkan penyakit. Selain penderita, yang ditangani juga pihak keluarga. Beberapa tempat yang memungkinkan untuk dilakukan perawatan paliatif adalah rumah sakit, puskesmas, rumah singgah (panti/hospis), dan rumah pasien. “Dulu, perawatan paliatif ini diberikan hanya kepada pasien kanker yang secara medis sudah tidak dapat disembuhkan lagi, tetapi kini diberikan pada semua stadium kanker, bahkan juga pada penderita penyakit-penyakit lain yang mengancam kehidupan, seperti HIV/AIDS dan berbagai kelainan yang bersifat kronis,†kata Agus.
Agus mencontohkan aplikasi perawatan paliatif di RSU Dr Soetomo meliputi perawatan paliatif rawat jalan (poliklinik), rawat inap, rawat rumah (home care), day care, dan respite care. Tata kerja organisasi perawatan paliatif ini bersifat koodinatif dan melibatkan semua unsur terkait dengan mengedepankan tim kerja yang kuat, membentuk jaringan yang luas, berinovasi tinggi, dan layanan sepenuh hati.
Di sisi lain, dosen Program Studi Ilmu Keperawatan FK UGM, Christantie Effendy, S.Kp., M.Kes.pada kesempatan tersebut mengangkat persoalan dan kebutuhan pasien kanker di Indonesia dan Belanda. Menurut Christantie, meskipun Indonesia dan Belanda sangat berbeda, pasien kanker pada kedua kelompok ini memiliki masalah fisik yang nyaris sama, dengan kelelahan dan nyeri di urutan atas.
Dari semua masalah yang dialami pasien, unmeet needs (kebutuhan yang tidak terpenuhi) di Indonesia lebih tinggi daripada di Belanda. Untuk prevalensi masalah pskikososial dan sosial di Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan kelompok penelitian di Belanda. “Perbedaan dalam budaya dan juga sistem kesehatan mungkin telah berkontribusi terhadap kondisi ini,†jelas Christantie. (Humas UGM/Satria AN)