Tiga mahasiswa Program Diploma Teknik Elektro UGM berhasil mengembangkan mesin pengambil pati ubi lembong. Teknologi tepat guna yang diciptakan bermanfaat untuk efisiensi dan meningkatkan produktivitas pembuatan ongol-ongol lembong.
Mereka adalah M. Abdul Rasyidi, Nopa Widiantoro, dan Betasari Purbasari. Mesin yang diciptakan pun mampu mengantarkan ketiganya meraih medali setara emas kategori presentasi pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) XXIV di Universitas Hasanuddin, Makassar, 18-21 Juli silam.
Rasyidi menuturkan ide pembuatan mesin pengambil pati ubi lembong berawal dari keprihatinan mereka terhadap permasalahan yang dialami masyarakat Desa Sumberharjo, Kecamatan Prambanan, Sleman, yang masih menggunakan tangan untuk mengambil pati ubi lembong. â€Kebanyakan pembuat ongol-ongol lembong di Sumberharjo masih menggunakan tangan saat mengambil pati ubi lembong. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap efisiensi dan kapasitas produksi pembuatan ongol-ongol ubi lembong,†katanya baru-baru ini.
Rasyidi dan kawan-kawan tergerak untuk membantu masyarakat Sumberharjo dengan menciptakan mesin pengambil pati ubi lembong dengan desain multifungsi yang terdiri atas dua buah mesin. Mereka memadukan mesin pemarut dan ekstruder ulir tunggal (single screw extruder) yang dihubungkan oleh reducer sehingga mesin dapat menghancurkan daging ubi lembong dan sekaligus memeras. â€Mesin ini dapat bekerja dengan cepat karena dengan mesin ini 1 kg ubi lembong dapat diselesaikan dalam waktu 45 detik, sedangkan kalau digunakan secara manual butuh waktu 10 menit,†terang mahasiswa angkatan 2009 ini.
Ditambahkan Rasyidi, mesin pengambil pati ubi lembong terbuat dari bahan stainless steel kategori food grade sehingga pati yang dihasilkan tetap higienis. Di samping itu, mesin juga dilengkapi dengan 4 buah roda sehingga mudah dipindahkan. Saat ini, mesin pengambil pati ubi lembong telah digunakan oleh seorang pengusaha makanan di Desa Sumberharjo. â€Kami berharap mesin ini dapat dibuat secara massal sehingga lebih banyak lagi masyarakat yang bisa memanfaatkannya,†harap Rasyidi
Dosen pembimbing tim mesin ubi lembong, M. Arrofiq, S.T., M.T., Ph.D., mengatakan persaingan di Pimnas sangat ketat karena diikuti oleh 91 perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, seluruh Indonesia. Pada Pimnas tahun ini, Program Diploma Teknik Elektro berhasil meloloskan 3 judul ke Pimnas, tetapi baru satu tim yang sukses mempersembahkan juara. â€Prestasi yang didapat kali ini sangat membanggakan karena tahun lalu ada mahasiswa kami yang mendapat emas. Saya senang dan bangga dengan pendidikan program diploma yang memang diarahkan pada problem solving di masyarakat, semoga prestasi ini dapat kami tingkatkan di tahun 2012 nanti,†tutur Ketua Program Diploma Teknik Elektro UGM ini. (Humas UGM/Ika)