YOGYAKARTA – Hak-hak seksual dan reproduksi remaja adalah faktor penting yang harus dipenuhi oleh negara. Usia remaja, 15-24 tahun, di Asia Pasifik merupakan setengah dari total populasi. Oleh karena itu, remaja merupakan elemen penting dalam pemenuhan hak-hak kesehatan reproduksi dan seksual di wilayah Asia Pasifik. Minimnya akses informasi pada hak-hak kesehatan reproduksi dan seksualitas menyebabkan berbagai masalah, seperti kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi yang tidak aman, kekerasan dalam pacaran, hingga infeksi menular seksual dan HIV/AIDS.
Berangkat dari permasalahan ini, akan digelar the 6th Asia Pasific Conference on Reproductive and Sexual Health and Rights (the 6th APCRSHR) di Indonesia pada 19-22 Oktober 2011, tepatnya di Grha Sabha Pramana UGM. Kali ini, Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) mendapat kehormatan menjadi penyelenggara.
Kepala PSKK UGM, Prof. Dr. Muhadjir Darwin, mengatakan konferensi regional Asia-Pasifik bertema kesehatan reproduksi dan seksual diadakan setiap dua tahun sekali. Konferensi berturut-turut berlangsung di Filipina (2001), Thailand (2003), Malaysia (2005), India (2007), dan China (2009). Menurut Muhadjir, hasil rekomendasi konferensi sering menjadi rujukan bagi PBB untuk menentukan kebijakan. “Untuk pertama kalinya dilaksanakan di universitas. Ini konferensi besar yang dihadiri lebih dari 1.000 peserta. Saat ini yang mendaftar sudah 1.563 peserta dari 49 negara,†kata Muhadjir dalam kesempatan jumpa pers dan buka puasa bersama wartawan di Gedung Masri Singarimbun, Bulaksumur, Senin (15/8).
Ada lima tujuan yang hendak dicapai dengan dilaksanakannya kegiatan ini, pertama, untuk menilai kemajuan pemerintah dan lembaga dalam menghormati, melindungi, dan memenuhi hak-hak seksual seluruh masyarakat; kedua, memperkuat tanggung jawab lembaga dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yang tepat dan menyeluruh. Ketiga, membagi pengalaman dan pengetahuan dengan kelompok masyarakat lain di kawasan Asia Pasifik. Keempat, mempertegas komitmen bersama untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi hak-hak kesehatan reproduksi dan seksual di Asia Pasifik. Terakhir, kelima, mendorong aksi nyata dari pemerintah di kawasan Asia Pasifik.
Selain konferensi, the 6th APCRSHR juga akan melaksanakan Youth Forum. Forum ini akan dihadiri oleh ratusan perwakilan remaja dari berbagai negara Asia Pasifik untuk menyuarakan pemenuhan hak-hak kesehatan reproduksi mereka dalam bentuk advokasi, dialog, dan pameran. “Ini adalah kesempatan yang baik untuk remaja agar berani menyuarakan kebutuhan-kebutuhan dirinya. Pemenuhan akses kesehatan dan hak reproduksi remaja lebih ditingkatkan, baik oleh pemerintah maupun pemangku kebijakan di Asia Pasifik,†kata Ketua Youth Forum Denty Piawai Nastitie. (Humas UGM/Gusti Grehenson)