Sebanyak 150 tukang pembuat rumah dan bangunan dari Desa Agromulyo, Kecamatan Cangkringan, Sleman mengikuti pelatihan dan penyuluhan pembuatan beton non pasir dari Banthak yang difasilitasi oleh Tim Perberdayaan Masyarakat Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik UGM, bekerjasama dengan PT Semen Gresik.
Semua peserta yang ikut pelatihan dan penyuluhan ini mendapat pengetahuan tentang mengenai beton non pasir dan juga mendapat pelatihan pembuatan non pasir dari, penemu dan peneliti banthak, Ir kardiyono Tjokrodimulyo, ME.
Ir kardiyono Tjokrodimulyo, ME disela-sela pelatihan, kepada wartawan mengatakan bahw banthak sebagai batuan kerikil dari limbah Gunung Merapi yang berada di sungai gendol di Cangkringan belum dimanfaakan secara maksimal. Maka dari itu, penyuluhan kali ini dalam rangka memperkenalkan manfaat banthak kepada masyarakat Cangkringan sekaligus cara pembuatannya menjadi beton.
“Penyuluhan dan pelatihan ini untuk memperkenalkan kepada masyarakat agar bisa memanfaatkan banthak sebagai beton non pasir yang bisa menjadi salah satu sumber penghasilan ekonomi masyarakat,†kata Kepala Laboratorium Bahan Bangunan UGM ini, Sabtu (5/7) di Balai Desa Agromulyo, Cangkringan, Sleman.
Diakui oleh Kardiono, Bantak sebelumnya sudah dimanfaatkan oleh masyrakat Dusun kemiri, Desa Purwobinagun. Tidak hanya dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, di dusun Kemiri bantak justru telah diolah sebagai bahan pembuatan keramik, kursi taman dan sumur resapan.
Sementara dalam pemanfaatannya sebagai bahan beton non pasir, diakui Hari Subagyo, selaku kabag promosi dan pelayanan pelanggan PT semen Gresik, Bantak bisa menghemat biaya bangunan hingga separoh dibandingkan dengan biaya bangunan yang menggunakan bata merah.
“Pelatihan beton non pasir, dari hasil riset mahasiswa UGM dari jurusan teknik sipil di Dusun Kemiri dari sisi rupiahnya, menunjukkan harga bangunana dengan tanah merah dibandingakan dengan beton non pasir menghemat biaya hingga 35-40 persen,†tegasnya.
Sriyanto (63), salah satu tukang yang menjadi peserta pelatihan mengakui bahwa Bantak yang berada di sungai gendol sangat banyak sekali, namun selama ini belum dimanfaatkan, karena ketidaktahuan dari masyarakat. Sehingga dirinya berharap agar PT Semen Gresik dan Pihak UGM juga membnatu dalam pengadaan cetakan beton untuk membuat banthak beton non pasir.
“Banyak sekali masyarakat di daerah merapi yang ekonominya yang lemah, maka dari itu diperlukan bantuan cetakan yang diperlihatkan oleh PT Semen Gresik,†ujarnya.
Menanggapi usulan Sriyanto, Hari Subagyo menegaskan akan menindaklanjuti usulan ini dengan memperkirakan budget yang yang diperlukan dalam pengadaan bantuan cetakan beton tersebut. (Humas UGM/Gusti Grehenson)