Prestasi kembali ditorehkan oleh pustakawan UGM di tingkat nasional. Nur Cahyati Wahyuni, pustakawan Perpustakaan Unit I UGM, berhasil menjadi pustakawan berprestasi terbaik nasional dalam Seleksi Nasional Akademisi Berprestasi Nasional. Kegiatan diselenggarakan oleh Dirjen Dikti, 14-16 Agustus lalu di Jakarta.
Dalam seleksi tersebut, Nur Cahyati berhasil menjadi juara I setelah menyisihkan 60 pustakawan dari sejumlah perguruan tinggi di Indonesia, antara lain UI, ITS, ITB, dan IPB. Untuk posisi kedua kali ini diraih oleh pustakawan Universitas Negeri Yogyakarta dan posisi ketiga pustakawan Stikes Aisyah Yogyakarta, yang keduanya merupakan alumni Program D-3 Perpustakaan dan Sistem Informasi, Fisipol UGM.
Prestasi Nur Cahyati yang juga penanggung jawab American Corner UGM ini tidaklah dicapai dengan mudah. Sebelumnya, ia harus bersaing dengan 15 pustakawan lain di lingkungan UGM hingga terpilih sebagai pustakawan terbaik tingkat Universitas. Kemenangan tersebut mengantarkannya untuk berkompetisi di tingkat nasional. Pada tahap awal, 60 pustakawan diseleksi menjadi 30 orang dan disaring lagi menjadi 15 orang. Seleksi yang harus dilalui peserta meliputi tes administrasi, presentasi makalah, dan focus group discussion. “Saat itu, saya mempresentasikan makalah dengan tema Literasi Informasi,†katanya, Senin (22/8), di Perpustakaan UGM.
Konsep literasi informasi yang ditawarkan wanita kelahiran Surakarta, 2 September 1976 ini, antara lain, adalah dengan merancang dan melaksanakan program paket informasi beasiswa bagi mahasiswa, library outreach program, program digital video conference dan web chat di Perpustakaan, juga magang perpustakaan bagi mahasiswa internasional. Selain itu, juga merancang standar operasi perpustakaan bidang layanan pemustaka, teknis, administrasi, dan layanan American Corner serta merancang kegiatan Perpustakaan UGM tahun 2010/2011.
Ketika disinggung tentang prestasi yang diraih, Nur Cahyati mengaku senang dapat menjadi yang terbaik di tingkat nasional. Namun, selama mengikuti kompetisi ia memikul beban yang berat karena membawa nama UGM di tingkat nasional. “Ya, saya merasa sedikit terbebani karena di tahun sebelumnya, 2009, UGM meraih juara III dan tahun 2010 UGM meraih juara II. Jadi, banyak yang berharap saya bisa menjadi yang terbaik dalam seleksi kali ini. Dengan hasil ini, saya sangat bersyukur karena harapan semua pihak bisa terwujud,†ungkap Pengurus Ikatan Pustakawan Indonesia Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ini.
Dengan predikat yang disandangnya, kini Nur Cahyati tidak pernah merasa terbebani dalam mengemban tugas karena sudah melakukan yang terbaik. “Ke depan, ya saya akan terus seperti ini, berusaha berprestasi setiap waktu dalam bekerja, tidak hanya dalam kompetisi. Semangat terus berprestasi dengan maupun tanpa lomba,†jelas wanita yang aktif dalam komunitas Biblio dan komunitas Sulam Yogyakarta ini.
Kepala Perpustakaan UGM, Drs. Ida Fajar Priyanto, M.A., yang juga menjadi juri dalam seleksi tersebut mengatakan keberhasilan Nur Cahyati pada kompetisi ini karena keunggulannya dalam sejumlah aspek. Beberapa di antaranya adalah dari segi visibilitas, baik di dalam maupun di luar negeri, dan menghasilkan karya nyata bagi warga kampus dan masyarakat umum. “Nur Cahyati rajin memberikan bimbingan dan pelatihan ke perpustakaan di daerah secara gratis dan juga mengenalkan perpustakaan kepada anak-anak,†tutur Ida Fajar.
Di samping itu, makalah yang dipresentasikan Nur Cahyati tidak hanya menawarkan konsep semata, tetapi telah diimplementasikan secara nyata di kampus dan lingkungan masyarakat. “Ia pernah mempresentasikan makalah di luar negeri. Hal tersebut juga menjadi salah satu nilai lebih yang tidak dimiliki finalis lainnya,†imbuhnya. (Humas UGM/Ika)