YOGYAKARTA-Sebanyak 155 apoteker Fakultas Farmasi UGM tahun 2010/2011 dinyatakan lulus dan telah diwisuda. Dari sejumlah apoteker yang diwisuda tersebut 93 orang lulus dengan predikat cum laude. Prosesi acara wisuda para apoteker itu dilangsungkan di Grha Sabha Pramana (GSP) UGM, Selasa (13/9). Acara dihadiri oleh perwakilan pejabat dari Dinas Kesehatan, Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia, serta Komite Farmasi Nasional.
Dekan Fakultas Farmasi Prof. Dr. Marchaban, DESS., Apt. dalam sambutannya usai mengambil sumpah dan mewisuda para apoteker mengatakan rasa bangga. Marchaban mengakui jumlah apoteker yang lulus dari Fakultas Farmasi UGM sampai saat ini masih didominasi oleh perempuan. Dengan disandangnya gelar apoteker Marchaban berharap agar mereka bisa memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara lebih maksimal.
“Kita akui masih didominasi oleh perempuan. Dari 155 apoteker yang diwisuda saat ini saja, 29 laki-laki dan 126 perempuan,â€kata Marchaban.
Dengan diwisudanya 155 apoteker baru ini, kata Marchaban, berarti setidaknya telah ada 5768 apoteker lulusan Fakultas Farmasi UGM yang ada di seluruh Indonesia.
Sebelumnya, Ketua Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) DIY, Nunut Rubiyanto, S.Si., Apt menilai sejauh ini masih ada tugas yang mendesak dilakukan khususnya untuk merubah paradigma peran apoteker yang hanya sekedar sebagai pelayan toko (pramuniaga). Disamping itu Nunut juga mengakui masih adanya ketimpangan jumlah apoteker yang masih didominasi perempuan.
“Apalagi jika melihat distribusinya yang belum seimbang karena yang ada di P Jawa lebih banyak dibanding apoteker yang ada di luar Jawa,â€tegas Nunut.
Senada dengan Nunut, Ketua Komite Farmasi Nasional (KFN) Drs.Purwadi, Apt.MM.ME memaparkan dengan ijazah kompetensi yang dimiliki para apoteker tersebut maka diharapkan perannya untuk ikut meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terus bisa ditingkatkan. Dalam kesempatan itu Purwadi mengaku prihatin dari ribuan apoteker di Indonesia hanya ada sekitar 5% saja yang berada di pelayanan kesehatan terutama puskesmas.
“Memang ini ironis hanya 5% saja yang ada di pelayanan kesehatan khususnya puskesmas. Nah lalu kemana ribuan apoteker lainnya,â€tegas Purwadi.
Di tempat sama, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DIY, dr.Sarminto, M.Kes juga berharap agar apoteker Fakultas Farmasi UGM yang telah diwisuda itu juga ikut serta dalam pengembangan obat herbal yang saat ini semakin maju. Apoteker dalam pandangan Sarminto juga memiliki peran yang cukup signifikan terutama terkait dengan pemakaian dosis obat.
“Tentu lebih siginifikan dibandingkan dokter sehingga diharapkan ada kerjasama lebih intensif antara keduanya dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat,â€tutur Sarminto (Humas UGM/Satria AN)