
YOGYAKARTA-Fakultas Kedokteran (FK) UGM berhasil menduduki peringkat 21 di kawasan Asia versi QS. Dengan peringkat tersebut, FK UGM menjadi fakultas yang berada di posisi pertama dari Indonesia, mengungguli fakultas kedokteran dan fakultas yang terkait dengan life science and medicine dari perguruan tinggi lain, seperti UI (peringkat 25) dan ITB (peringkat 46).
Dekan Fakultas Kedokteran UGM, Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D., menyebutkan beberapa faktor yang membuat FK UGM berada pada posisi tersebut, antara lain, ialah jumlah penelitian/publikasi ilmiah, kerja sama dengan luar negeri, jumlah mahasiswa internasional, juga inovasi yang terus digencarkan dan manajemen berbasis balance score card. “Dengan sistem manajemen balance score card, kita bisa melakukan pemantauan kinerja institusi (unit) maupun individu,†tutur Ghufron, Jumat (16/9).
Ghufron menambahkan dengan sistem manajemen berbasis balance score card dapat diketahui kinerja institusi dan individu serta pengembangannya untuk jangka pendek, menengah, dan panjang. Dengan demikian, kemajuan suatu institusi tidak lagi hanya dilihat dari sisi untung dan rugi ataupun finansial belaka. “Software sudah dikembangkan setidaknya sejak dua tahun terakhir ini. Dengan begitu, kinerja semua bagian bisa terekam dengan manajemen ini,†imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Ghufron mencontohkan kasus sederhana seorang dosen yang tidak dapat mengajar. Dengan sistem yang ada, secara cepat dapat diketahui dosen penggantinya. Selain itu, juga terkait dengan kinerja dan data-data terkait pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Dijelaskan Ghufron, sistem manajemen balance score card yang dikembangkan FK UGM ternyata diminati oleh beberapa FK dari perguruan tinggi lain. Sistem tersebut akan disampaikan pula pada muktamar yang diadakan Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) akhir September mendatang di Lombok, yang menurut rencana juga akan dihadiri oleh perwakilan FK dari luar negeri, antara lain Malaysia.
Senada dengan Ghufron, Prof. dr. Suhardjo, S.U., Sp.M(K) selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, Usaha, dan Kesejahteraan FK UGM menambahkan terobosan juga dilakukan untuk memajukan bidang kemahasiswaan, seperti pertukaran mahasiswa dan konferensi internasional yang diikuti mahasiswa FK. Belum lagi tentang pengembangan program kelas internasional. “Tahun ini, ada 44 orang yang mengikuti pertukaran mahasiswa selama sebulan, khususnya di Eropa. Sementara yang ikut konferensi internasional dengan menyiapkan makalahnya ada sekitar 23 mahasiswa,†ujar Suhardjo.
Khusus mengenai program internasional, dari tahun ke tahun porsi untuk mahasiswa asing dikurangi dan ditambahkan untuk mahasiswa dalam negeri. Menurut Suhardjo, peminat mahasiswa asing yang masuk program internasional cukup tinggi. Padahal, kuota yang disediakan masih terbatas. “Ada dari Vietnam, Myanmar, Jerman, serta Malaysia. Kuotanya untuk tahun ini hanya sekitar 112 orang,†tuturnya.
Sementara itu, Wakil Dekan Bidang Administrasi, Keuangan, dan Sumber Daya, dr. Muhammad Mansyur Romi, S.U., PA(K), menjelaskan meskipun berada pada peringkat yang terus naik, FK UGM tetap tidak meninggalkan aspek sosial, misalnya pemberian beasiswa dan penerjunan calon dokter di daerah terpencil. (Humas UGM/Satria AN)